KEBUMEN, BeritaKami.com – Dua tahun sudah Siti Thohariah (41) Warga RT 1 RW 3 Dukuh Karangkemiri Desa Pengempon Sruweng menekuni usaha produksi tahu bakso. Dari kecil, kini sudah memperkerjakan dua orang. Kisah ini menunjukan betapa kemandirian seorang perempuan yang bekerja 17 jam sehari.
Udara malam masih terasa dingin menusuk tulang. Waktu menunjukkan pukul 01.30 WIB. Siti Thohariah terbangun dari tidurnya untuk menyiapkan dagangannya.
Beberapa saat pembeli datang mengetuk pintunya untuk mengambil pesanan. Usai melayani pembeli, ia pun masih menyiapkan keperluan lain untuk persiapan menuju Pasar Kutowinangun.
Pukul 04.30 WIB malam masih gelap. Udara masih dingin. Anak dan suaminya pun masih terlelap. Siti Thohariah harus berangkat menempuh jarak 17 kilometer dari rumahnya menuju Pasar Kutowinangun. Ia berjualan tahu dan mengantar pesanan.
“Setiap hari seperti itu. Sudah menjadi rutinitas harian. Alhamdulillah bisa menambah penghasilan keluarga,” tuturnya, Jumat (25/7).
Selain mengantar ke beberapa pedagang, Siti juga berjualan secara mandiri. Biasa pukul 07.00 WIB pihaknya beranjak pulang. Sampai di rumah pekerjaan lanjutan sudah menanti.
“Sampai rumah boro-boro istirahat. Langsung ambil bahan baku berupa tahu. Setelah itu pergi ke penggilingan daging untuk membuat baksonya,” katanya.
Pukul 10.00 WIB. Karyawan mulai datang. Siti Thohariah tidak bisa istirahat. Ia mengkoordinir dan juga ikut bekerja. Memantau dan ikut mengerjakan semuanya.
Mula-mula tahu dibelah menjadi dua. Bahan bakso dimasukkan ke dalam tahu. Setelah itu tahu direbus kurang lebih 15 menit. Tahu yang sudah matang didinginkan dengan cara dikipas.
“Setelah itu baru dipacking. Tahu siap dipasarkan. Beberapa dibungkus untuk pesanan dan lainnya dijual,” ungkapnya.
Siti Thohariah mengawali usaha sejak tahun 2023. Kala itu mulai dari kecil sekitar 300 buah saja. Rasa yang pas di lidah membuatnya banyak digemari oleh pelanggan. Alhasil usahanya terus meningkat.

Awalnya dia belajar dengan cara bekerja sebentar di tetangganya. Setelah menguasai dia pun mandiri. Kegiatan selesai pukul 19.00 WIB. Setelah itu dia istirahat untuk kembali melakukan aktivitas pada pukul 02.30 WIB.
“Kuncinya tidak mudah menyerah. Tidak anti kritik, ulet tekun dan sabar. Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Percayalah Tuhan selalu bersama,” ucapnya.