Kebumen, Beritakami.com – Pemerintah Desa Jemur, Kecamatan/Kabupaten Kebumen, tengah melaksanakan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi warganya yang menyandang disabilitas. Penerima bantuan tersebut adalah Slamet (37), penyandang tuna rungu dan tuna wicara yang hidup sebatangkara di RT 06 RW 01 Desa Jemur.
Kepala Desa Jemur, Yanti, mengungkapkan bahwa pembangunan rumah Slamet merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Desa, Kapolres Kebumen AKBP Eka Baasith Syamsuri, serta Komunitas Ikan Cupang Kebumen.
“Mas Slamet itu disabilitas dan hidup sendirian tanpa saudara. Kondisi rumahnya sangat memprihatinkan, hampir roboh. Alhamdulillah, kami mendapat bantuan dari Pak Kapolres Kebumen dan komunitas ikan cupang untuk membangun rumah Mas Slamet,” ujar Yanti saat meninjau lokasi pembangunan, Kamis (16/10/2025).
Rumah Slamet yang terletak di atas bukit sebelumnya jauh dari kata layak. Atapnya lapuk dan nyaris ambruk, tanpa listrik, serta tidak memiliki fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK). Untuk memenuhi kebutuhan air, Slamet biasa mengambil air dari sumber mata air atau belik di sekitar rumahnya.
“Pembangunan dimulai Minggu (12/10). Kondisi rumah lama memang sudah sangat rusak. Pesan dari Pak Kapolres, rumahnya dibangun agar benar-benar layak dan nyaman ditempati,” jelas Yanti.
Nantinya, rumah Slamet akan dibangun dengan lantai keramik, dapur, dan kamar mandi. Selain itu, juga akan dilengkapi perabotan seperti kasur, tempat tidur, kursi, peralatan memasak, dan pemasangan listrik.
“Selain rumahnya dibangun, Mas Slamet juga akan mendapat perabotan rumah tangga dari Grup Ikan Cupang,” tambahnya.
Sementara itu, Ari, tetangga Slamet, menceritakan keseharian pria penyandang disabilitas tersebut. Untuk bertahan hidup, Slamet biasanya mencari kayu bakar di hutan untuk dijual dan menerima pekerjaan serabutan dari warga sekitar.
“Mas Slamet orangnya rajin, kalau ada yang nyuruh bantu-bantu kerja ya dikerjakan. Kalau nggak, dia cari kayu bakar buat dijual,” katanya.
Slamet diketahui telah tinggal di rumah tersebut sejak kecil bersama neneknya. Namun, sejak neneknya meninggal sekitar 10 tahun lalu, ia hidup seorang diri tanpa sanak keluarga.
“Dulu tinggalnya sama neneknya, tapi setelah neneknya meninggal, dia hidup sendiri di rumah itu,” ungkap Ari.
Melalui kolaborasi antara kepolisian, komunitas, dan pemerintah desa, diharapkan pembangunan rumah ini dapat menjadi contoh nyata kepedulian sosial terhadap penyandang disabilitas dan warga kurang mampu di Kabupaten Kebumen.