PURWOREJO,Berita kami.com – Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana tsunami di wilayah pesisir selatan Purworejo, Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Gladi Lapang Bencana Tsunami, di Lapangan Desa Jogoresan, Kecamatan Purwodadi, Kamis (13/11/2025).
Kegiatan Gladi Lapang Bencana Tsunami diawali dengan Apel Pembukaan yang dipimpin oleh Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kabupaten Purworejo, dr. Tolkha Amaruddin, Sp.THT., M.Kes., dan diikuti sekitar 300 peserta dari unsur BPBD, TNI, Polri, SAR, Tagana, PMI, Dinas Kesehatan, relawan, serta warga masyarakat.
Dalam sambutannya, dr. Tolkha menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, terutama kepada warga Jogoresan yang turut aktif berlatih menghadapi potensi bencana.
“Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan latihan nyata untuk mengukur kesiapan kita semua dalam menghadapi bencana. Keseriusan hari ini akan menentukan keselamatan di masa depan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa wilayah selatan Kabupaten Purworejo memiliki potensi tinggi terhadap gempa dan tsunami, mengingat lokasinya yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Karena itu, masyarakat perlu memiliki kesadaran dan pemahaman yang baik tentang langkah-langkah penyelamatan diri saat bencana terjadi.
Gladi lapang ini, lanjutnya, merupakan bagian penting dari upaya membangun budaya sadar bencana di masyarakat. Melalui simulasi, peserta dilatih mengenali jalur evakuasi, menguji kecepatan sistem peringatan dini, serta memperkuat koordinasi antar-instansi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Purworejo, Wasit Diono, S.Sos., dalam laporannya menyampaikan bahwa selain untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat akan potensi bencana tsunami, kegiatan simulasi mitigasi bencana tersebut juga bertujuan menguji efektivitas dokumen mitigasi bencana tsunami Kabupaten Purworejo.
“Melalui gladi lapang ini, kami ingin memastikan seluruh unsur penanggulangan bencana dapat bergerak cepat, tepat, dan terkoordinasi ketika bencana benar-benar terjadi,” jelasnya.