Kebumen, Beritakami.com – Peternak asal Kebumen, Juniadi Prasetyo bersyukur karena kini hasil panen telur puyuhnya diserap menjadi bahan baku dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Laki-laki itu telah memulai budidaya telur puyuh sejak 10 bulan lalu. Ada 13 ribu ekor puyuh di kandang miliknya yang berada di Desa Kambangsari Kecamatan Alian.
Junaidi menyambut baik dengan adanya bahan pangan lokal yang digunakan dalam program MBG. Dia bisa menghasilkan 120 kg dari budidaya puyuh setiap harinya. Hasil panen tersebut biasanya dijual ke pengepul. Akan tetapi, telur puyuh yang dihasilkan dari budidaya puyuh miliknya kini digunakan untuk suplai bahan baku di beberapa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Baru minggu ini suplai ke dapur,” katanya, Senin (1/12/2025).
Lanjutnya, ada 300 kg telur puyuh yang dikirim ke dapur SPPG selama minggu ini. Dia kini kuwalahan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dalam program MBG. Bahkan dia berencana untuk membangun kandangnya lagi guna memperbesar kapasitas budidaya puyuh.
Ada beberapa jenis telur puyuh yang dikirim ke dapur SPPG seperti telur puyuh mentah, telur puyuh matang tanpa kupas dan telur puyuh matang dikupas.
Kendati demikian, Junaidi berharap harga jual telur puyuh nantinya dapat lebih tinggi dibandingkan harga pasaran kini yang sekitar Rp 26 ribu per kg. Dia mengungkapkan, harga telur puyuh standarnya itu sekitar Rp 30 ribu per kg.
“Stok masih kurang. Tapi ini harga belum sesuai harapan,” ungkapnya.