KEBUMEN, BeritaKami.com – Untuk mengenang jasa pejuang kemerdekaan, masyarakat Kebumen beramai-ramai berziarah dan tabur bunga di makam pejuang. Selain tabur bunga, masyarakat juga menggelar doa bersama untuk pejuang yang telah gugur selama perang merebut kemerdekaan Indonesia.
Ziarah dan tabur bunga dilakukan oleh masyarakat Desa Grenggeng Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, pada Kamis (15/8/2024) siang. Masyarakat berbondong-bondong berziarah ke Taman Makam Pejuang (TMP) Sutanegara Desa Grenggeng jelang hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 79.
Pada momentum ini masyarakat juga menggelar doa bersama untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Hal ini juga merupakan bentuk rasa syukur masyarakat atas kemerdekaan Indonesia yang telah diraih dengan susah payah oleh para pejuang.
“Ini acara rutin tahunan yang dilaksanakan oleh desa bersama tokohh masyarakat dan lembaga desa, untuk menghargai para pejuang terdahulu,” kata Eri Listiawan, Kepala Desa Grenggeng.
Dijelaskan Eri, Ada tujuh orang pejuang kemerdekaan bersemayam dan dimakamkan di desa ini, yang beberapa diantaranya dimakamkan tanpa nama. Pasalnya, di desa Grenggeng ini merupakan tempat yang menjadi saksi sejarah peperangan antara pejuang Indonesia dan penjajah yang tepatnya berada di sungai kemit.
“Disini sekitar tujuh makam pejuang yang memang dulu itu para pejuang yang almarhum atau meninggal di Desa Grenggeng terus dimakamkan jadi satu. Dulu itu sini tempatnya para pejuang sebagai garis ‘status quo’ jadi asal dimakamkan, bahkan riwayatnya dari mana nggak tahu tapi sepengetahuan penduduk sekitar adalah para pahlawan yang dulu berjuang mengusir para penjajah,” jelas Eri.
Selain berziarah ke makam para pejuang, warga Desa Grenggen juga berziarah di makam para mantan kepala desa serta para ulama di Desa tersebut. Acara yang rutin digelar setiap jelang hari kemerdekaan tersebut hingga kini masih terus dilakukan.
“Jadi dalam rangka menghargai para pejuang terdahulu seperti tadi saya sampaikan, ada jas merah dan jas hijau, kalau jas merah itu jangan sesekali melupakan sejarah kalau jas hijau itu jangan sekali lupakan jasa ulama, maka setelah dari sini kita terus ke makam Syeh Baribin,”