KEBUMEN, Beritakami.com – Sefudin, S.E., S.Kom., M.Pd., Owner Saifudin Komputer Gombong, mengajak para siswa untuk terus mengasah kemampuan berpikir komputasional. Menurutnya, kemampuan ini sangat penting di era teknologi yang terus berkembang pesat.
“Berpikir komputasional sejalan dengan perkembangan zaman yang menuntut kita untuk bisa menyelesaikan masalah secara efisien dan logis. Ini adalah modal utama bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan masa depan,” ungkap Sefudin saat menjadi guru tamu dalam Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Gatra.Net, Gombong, pada Minggu (6/10/2024) siang.
Kegiatan PKL yang diikuti oleh 21 siswa dari tiga sekolah dengan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, yakni SMK Negeri 1 Gombong, SMK Yapek Gombong, dan SMK Ma’arif NU 1 Sumpiuh, berlangsung lancar dan penuh antusias. Siswa-siswa tampak aktif mengikuti sesi praktik yang disampaikan oleh Sefudin. Materi yang diberikan mencakup dasar-dasar berpikir komputasional, sistem komputer, dan jaringan komputer serta aplikasinya dalam dunia kerja.
Sefudin menjelaskan bahwa berpikir komputasional tidak hanya relevan dalam bidang teknologi, tetapi juga menjadi kunci sukses dalam berbagai aspek kehidupan.
“Ada tiga pilar utama yang harus kita miliki: pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan sikap (attitude). Dengan ketiganya, kita bisa menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan,” tambahnya.
Dalam sesi penyampaian materi, Sefudin juga menekankan prinsip “the man behind the gun,” yang menggambarkan bahwa sehebat apa pun teknologi, keberhasilannya tetap bergantung pada siapa yang menggunakannya.
Dalam konteks sistem komputer, Pihaknya menjelaskan bahwa hardware dan software hanyalah alat yang memudahkan pekerjaan, namun efektivitasnya sangat bergantung pada manusia yang mengoperasikannya, atau brainware.
“Sebagus apa pun perangkat keras dan lunak yang kita miliki, semuanya tidak akan bekerja maksimal tanpa orang yang mampu menggunakannya dengan cerdas,” ujar Sefudin yang juga seorang guru dan juga praktisi komputer.
Dirinya menekankan bahwa di dunia kerja, hanya mereka yang mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan teknis, dan sikap yang baik yang akan mampu memaksimalkan potensi teknologi. “The man behind the gun” bukan sekadar ungkapan, melainkan kenyataan bahwa teknologi hanya alat, sementara manusialah yang menentukan seberapa efektif alat tersebut digunakan dalam kehidupan maupun dunia profesional.
Sefudin mendorong para siswa untuk terus mengasah kemampuan berpikir komputasional dan meningkatkan keterampilan teknis, karena di tangan pengguna yang kompeten, teknologi dapat menjadi kekuatan besar yang mendukung kesuksesan.
Zamna Melsiana (17), salah satu peserta PKL dari SMK Negeri 1 Gombong, mengungkapkan kesannya mengikuti kegiatan tersebut. Menurutnya, cara penyampaian materi oleh tutor sangat menyenangkan karena diselingi ice breaking dan permainan yang mengasah otak.
Ia berharap kegiatan semacam ini bisa lebih sering diadakan agar para siswa mendapatkan lebih banyak wawasan tentang dunia komputer dan IT.
“Saya merasa sangat terbantu dengan materi yang disampaikan oleh Pak Sefudin. Ternyata, jaringan komputer tidak sulit jika kita memahami konsep dasarnya,” ungkap Zamna.
Hal serupa juga disampaikan oleh Rafli Fatturrahman (16), siswa dari SMK Ma’arif NU 1 Sumpiuh. Ia menilai materi yang disampaikan sangat relevan, aplikatif, dan menyenangkan, terutama dengan adanya sesi tanya jawab yang membuat suasana lebih interaktif.
Rafli berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut untuk memberi kesempatan kepada siswa dalam memperdalam pemahaman tentang dunia kerja. “Bisa karena biasa,” ujarnya,
Sementara itu, Pimpinan Gatra.Net, Mudasir, S.Pd., yang juga mendampingi kegiatan praktik tersebut, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan Sefudin dalam kegiatan PKL ini.
“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Pak Sefudin sebagai guru tamu. Materi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi siswa kami,” ungkapnya.
Ia juga berharap kerja sama seperti ini bisa terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja.
“Semoga kegiatan ini dapat memperkuat keterhubungan antara pendidikan dan kebutuhan industri, sehingga siswa lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja,” imbuhnya.