kerukunan umat beragama, warga desa wasiat kunjungi warga Nasrani

Purworejo-Beritakami.com-Umat muslim di Dusun Terwatang, Desa Wasiat, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, ramai- ramai mengunjungi rumah tetangganya yang Nasrasi pada momen Natal di tahun 2024 ini.

Layaknya perayaan hari raya, selain dihiasi dengan berbagai ornamen Natal, dirumah warga Nasrasi itu telah tersedia berbagai makanan ringan hingga makan besar. Warga muslim yang berkunjungpun tak canggung untuk menikmati setiap hidangan yang disediakan. Mereka juga saling bersalaman untuk menyampaikan selamat Natal kepada Nasrani yang sedang merayakan.

Kunjungan silaturahim itu dilaksanakan oleh warga pada malam hari. Dimomen Natal kali ini, warga muslim berkunjung kerumah warga Nasrani pada Kamis (26/12/2024) malam.

Peristiwa itu ternyata tidak hanya terjadi di momen Natal kali ini saja, namun sudah menjadi tradisi bagi warga di Desa Wasiat sejak puluhan tahun lalu. Hal itu dilakukan warga guna menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama di desa tersebut.

“Ini merupakan tradisi rutin tiap tahun, untuk menjaga toleransi beragama di Desa Wasiat ini, tiap Natal pasti mengunjungi rumah umat Kristiani,” kata Antiningsih, warga muslim Dusun Terwatang, saat ditemui disela kunjunganya disalah satu rumah warga Nasrani, pada Kamis (26/12/2024) malam.

Tak hanya sendiri, Antiningsih datang berkunjung kerumah warga Nasrani itu bersama keluarga juga saudara dan tetangga- tetangga muslim lainya.

“Kita sebagai warga jadi merasa rukun, saling menghormati sebagai tetangga, semoga bisa terus berlangsung kegiatan silaturahmi ini,” lanjutnya.

Robertus Rasyid, salah satu warga Nasrani di Desa Wasiat, mengaku senang dengan kehadiran umat muslim dirumahnya. Kedatangan warga muslim itu menjadi bukti wujud toleransi umat beragama di Desa Wasiat.

“Saya sangat mendukung sekali hidup di Wasiat, dengan kebersamaan beragama ini, antar beragama memang lain di Desa Wasiat ini. Natal ditahun 2024 ini walaupun gelap tetapi dalam hati suasananya terang, sudi berkunjung ditempat saya, saling toleransi, saya juga ikut berkunjung saat umat muslim merayakan Idul Fitri, saling maaf memaafkan, sama saja, tidak membedakan,” katanya.

Dijelaskan, kunjungan itu dilaksanakan pada malam hari karena pada malam tanggal 25 Desember umat kristia sedang beribadah di gereja. Pada pagi hingga siang juga berkegiatan di gereja, dan sore hari untuk beristirahat sehingga ia menentukan waktu berkunjung mulai tanggal 26 Desember malam.

Robertus Rasyid berharap kedepan kunjungan silaturahmi itu bisa tetap berlangsung, sehingga tercipta perdamaian dan toleransi serta cinta kasih dan sejahteta, rukun juga aman bagi umat beragama di Desa Wasiat.

Sementara itu salah satu tokoh masyarakat di Dusun Terwatang, Djatmiko, menjelaskan untuk kegiatan tradisi Natal yang biasanya dilakukan pada tanggal 26 Desember malam itu sebenarnya secara tidak sengaja mulai terjadi pada tahun 2002 lalu. Saat itu di Desa Wasiat sedang dilaksanakan pembangunan sebuah masjid, dan melibatkan warga desa termasuk warga Nasrani yang tinggal di desa itu.

“Kebetulan saya ketua panitianya saat itu, ketika membangun masjid memang banyak melibatkan warga, termasuk teman- teman warga yang dari Nasrani, karena kebetulan mereka ahli dalam bidangnya, kita libatkan untuk membangun masjid tersebut,” katanya.

Setelah masjid terbangun, sebagai ungkapan terima kasih, panitia mengunjungi warga Nasrani yang ikut membantu pembangunan masjid. Karena bertepatan di bulan Desember, kunjungan itu dilakukan saat warga Nasrani merayakan Natal.

“Sebenarnya kita hanya ingin mengucapkan terima kasih dan momenya pas mereka merayakan Natal. Akhirnya kita datang kesana, bersalaman dan bersilaturahmi, dan entah kenapa tidak tahu tiba- tiba untuk tahun berikutnya, dan alhamdulillah sampai sekarang malah menjadi tradisi, yang tadinya hanya 4- 5 orang yang datang kesana, sekarang hampir semua warga di Dusun Terwatang Desa Wasiat ini menjadikan momen tersebut menjadi tradisi untuk mengucapkan natal kepada mereka yang merayakan,” ungkapnya.

Djatmiko sebagai warga muslim mengaku sempat kaget, bahwa kegiatan itu tiba tiba bisa menjadi sebuah tradisi dan menunjukkan kerukunan umat beragama, serta toleransi kedalam beragama, yang tadinya tidak sengaja akhirnya bisa menjadi tradisi yang sampai saat ini bisa terjaga dengan baik.

“Dan saya apresiasi dengan warga di Desa Wasiat ini, karena dengan pola seperti itu, dengan cara sederhana itu mereka tetap bisa menjaga kerukunan satu sama lain,” ujarnya.

Disebutkan, warga yang merayakan Natal atau Nasrani di Dusun Terwatang ini hanya ada 4 keluarga. Sementara umat muslim yang ada di Dusun Terwatang ada sekitar 400an keluarga.

Kegiatan tradisi yang terjaga bagus itu juga karena peran kesadaran masyarakat dan terjaganya tradisi itu juga karena sinergi dari beberapa elemen termasuk Babinsa Desa Wasiat, lalu Babinkamtibmas, serta beberapa tokoh masyarakat yang kebetulan mereka menjabat sebagai Aparatur Sipil Negara.

“Harapan kami, kami ingin menularkan kebahagian ini yang ada di Desa Wasiat ini kepada masyarakat luas sehingga di seputaran kita ini juga kerukunan antar umat, toleransi dalam beragama itu bisa tetep terjaga,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *