KEBUMEN, BeritaKami.com – Menyambut bulan suci Ramadan 1446 H, Departemen An-Nisa Yayasan Bina Insani Kebumen menggelar kajian bertajuk “Manajemen Ekonomi Keluarga Pas-Pasan: Strategi dan Solusi.” Acara ini berlangsung di Aula SDIT Logaritma Karanganyar pada Ahad pagi, 23 Februari 2025.
Kajian ini menghadirkan pasangan inspiratif Sukses Mulyono Saiful Ulum dan Hajar Mutmainah. Mereka berbagi strategi dan solusi dalam mengelola ekonomi keluarga dengan bijak.
Peserta dari berbagai lembaga Yayasan Bina Insani Kebumen antusias mengikuti kajian ini sebagai bekal mengelola ekonomi keluarga, tak hanya untuk Ramadan, tetapi juga kehidupan sehari-hari.
Ketua Yayasan Bina Insani Kebumen, Dra. Sri Winarti, M.H., mengapresiasi terselenggaranya kajian ini sebagai upaya meningkatkan literasi ekonomi bagi keluarga Muslim.
Pihanya menekankan bahwa kesejahteraan umat tidak hanya bergantung pada ibadah spiritual, tetapi juga pada manajemen ekonomi yang baik.
Mbak Win, sapaan akrabnya, juga menyoroti pentingnya ikhtiar dalam aspek ekonomi sebelum menerima takdir. Menurutnya, umat Islam harus kuat, tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam hal finansial, ilmu pengetahuan, pendidikan, politik, serta keterampilan sosial agar disegani.
“Ketahanan umat tidak hanya bergantung pada ibadah, tetapi juga pada penguasaan berbagai aspek kehidupan. Umat Islam harus menjadi pemimpin, bukan pengekor,” ujarnya.
Sementara itu, dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta, Suratno dari Giripurno, mengungkapkan tantangan keuangan setelah pensiun. “Pengeluaran tak terduga seperti kondangan sering membebani. Bagaimana solusinya?” tanyanya.
Menanggapi hal tersebut, kedua narasumber menekankan pentingnya perencanaan keuangan yang matang. Mereka menyarankan agar dana sosial, termasuk untuk kondangan, disiapkan dalam pos tersendiri sejak awal bulan.
Selain itu, membangun jaringan sosial yang saling mendukung juga dapat menjadi solusi untuk mengelola pengeluaran yang bersifat mendadak.
Kedua pasangan narasumber juga menekankan pentingnya mental kaya dan disiplin dalam keuangan. Mereka menyarankan menabung di awal waktu serta membagi uang sesuai porsi.
Bersedekah lebih dulu sebelum kaya, bukan menunggu kaya untuk bersedekah, menjadi salah satu kiat utama. “Sedekah subuh dapat menjadi solusi rezeki lancar,” ungkap Hajar Mutmainah.
Selain kajian, acara ini juga menghadirkan bazar dalam rangka aksi kemanusiaan ‘Help Palestina.’ Penggalangan dana dilakukan melalui hasil penjualan berbagai produk. Departemen Kesehatan juga turut berpartisipasi dengan menyediakan layanan cek kesehatan gratis bagi para peserta.
Para peserta diajak mengubah sudut pandang tentang kesuksesan. “Orang sukses adalah yang bisa menjual sesuatu, bukan hanya membeli,” ujarnya yang juga merupakan tulang punggung bagi keluarganya dengan sepuluh saudara itu.
Investasi dalam bentuk emas, tanah, atau usaha berbasis bagi hasil juga menjadi rekomendasi. Dengan langkah ini, ekonomi keluarga bisa lebih stabil dan berkembang.
Acara ditutup dengan doa bersama, penuh harapan agar ilmu yang diperoleh membawa manfaat. Peserta pulang dengan semangat baru dalam mengelola ekonomi keluarga.