KEBUMEN, BeritaKami.com — Suasana kebersamaan terasa kental di acara Sengkuyung Nglarisi Pasar (Selaras) dan peluncuran aplikasi Sistem Informasi Pedagang Kaki Lima (SIPKALI) yang digelar di Pasar Prembun, Jumat (1/8/2025).
Pasalnya, Bupati Lilis Nuryani mengajak Mbah Rusmiyah, seorang nenek penjual sayur berusia 90 tahun, untuk duduk di sampingnya bersama para pejabat.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Sekretaris Daerah Edi Rianto, pimpinan OPD, Forkopimcam Prembun, perwakilan BUMN/BUMD, paguyuban pedagang pasar, dan warga sekitar.
Dalam sambutannya, Kepala Disperindag KUKM Haryono Wahyudi menjelaskan bahwa program Selaras merupakan inisiatif untuk membangkitkan kembali perekonomian di pasar tradisional yang sempat lesu.
“Program ini mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menjadi penggerak utama dengan membeli produk lokal dan UMKM di pasar. Sebelumnya, Selaras juga telah dilaksanakan di Pasar Pagi saat bulan Ramadan dan Pasar Tumenggungan,” jelas Haryono.
Selain itu, diluncurkan pula aplikasi SIPKALI yang bertujuan untuk menata dan mendata seluruh pedagang kaki lima (PKL) di Kebumen. Setiap PKL yang terdaftar akan mendapatkan identitas berupa QR code yang memuat data lengkap, mulai dari nama, alamat, jenis dagangan, hingga lokasi koordinat dagangan.
“Dengan SIPKALI, jika ada masalah di lapangan, kami bisa dengan mudah mengidentifikasi data pedagang melalui QR code yang terpasang pada gerobak atau ID card mereka,” jelas Rud Tomico El Umam, inisiator aplikasi SIPKALI.
Untuk tahap awal, aplikasi ini akan diterapkan di area perkotaan yang diperbolehkan untuk berjualan, termasuk bagi 120 PKL yang sudah didata di Alun-alun Kebumen. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan perekonomian tumbuh tanpa mengganggu ketertiban umum.
Bupati Lilis Nuryani menekankan pentingnya menjadikan pasar tradisional sebagai tempat yang bersih dan nyaman. Ia menegaskan bahwa gerakan Selaras adalah wujud dari semangat sengkuyung bareng (gotong royong bersama) antara pemerintah, pedagang, pembeli, dan masyarakat untuk menghidupkan kembali denyut pasar.
Terkait aplikasi SIPKALI, Bupati berharap teknologi dapat membantu menata pedagang kaki lima dan mempermudah mereka dalam mengakses program-program pemerintah. Ia juga tak lupa mengajak seluruh pihak untuk menjaga kebersihan pasar.
“Pengelolaan pasar adalah tanggung jawab kita bersama. Jangan buang sampah sembarangan,” pesannya.
Pasar Prembun sendiri tercatat memiliki 812 pedagang, terdiri dari 232 kios, 517 los, dan 62 pedagang lesehan.