Bupati Lilis Hadiri Tradisi Ruwat Bumi Desa Ginandong

KEBUMEN, BeriraKami.com – Meskipun harus menempuh jalan yang rusak, sepi, dan lokasi yang terbilang jauh, Bupati Kebumen Lilis Nuryani tetap hadir dan menunjukkan apresiasi tinggi terhadap tradisi Ruwat Bumi Desa Ginandong yang berlangsung semalam suntuk, Jumat 4 Juli 2025.

Tradisi Ruwat Bumi, atau dikenal pula dengan slametan/tasyakuran merti bumi, adalah ritual tahunan yang rutin diselenggarakan pada bulan Muharam/Sura. Kegiatan ini bukan hanya sekadar perayaan, melainkan sebuah manifestasi rasa syukur masyarakat Desa Ginandong atas hasil panen melimpah.

Semangat Swadaya Warga di Balik Meriahnya Acara

Kepala Desa Ginandong, Ahmad Suratman, menjelaskan bahwa rangkaian acara dimulai dengan ziarah pada siang hari dan prosesi pemotongan tumpeng gunungan hasil bumi yang melibatkan seluruh masyarakat.

“Kami juga menyembelih dua kambing sebagai bagian dari slametan besar ini. Masyarakat berkumpul membawa semua hasil bumi mereka,” ujarnya.

Antusiasme warga terlihat dari jumlah donasi yang terkumpul mencapai Rp 18.140.000. Angka ini menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi. Dana tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang menjadi puncak acara.

Kekuatan Tradisi dan Status UNESCO Global Geopark

Dalam sambutannya, Bupati Lilis Nuryani tak hanya menyoroti perjalanan yang menantang menuju Desa Ginandong, namun juga menyampaikan rasa bangga atas kelestarian tradisi luhur ini.

“Izinkan saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas undangan dan sambutan hangat dari Bapak Ibu semua. Kehadiran saya di tengah-tengah acara ini bukan semata sebagai tamu, tetapi lebih dari itu, saya datang dengan rasa bangga dan rasa memiliki terhadap tradisi luhur yang dijaga dengan penuh cinta oleh masyarakat Desa Ginandong,” tuturnya.

Bupati menegaskan bahwa Ruwat Bumi bukan hanya adat, melainkan cerminan rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat panen dan keselamatan, serta simbol kebersamaan dan kearifan lokal.

Ia pun menyoroti pentingnya Desa Ginandong sebagai bagian dari Kawasan Geopark Kebumen yang telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark.

“Ini adalah sebuah kebanggaan, sekaligus amanah. Karena Geopark bukan hanya soal alam dan batuan, tetapi juga tentang budaya dan manusia yang hidup di dalamnya. Dan Ruwat Bumi ini adalah salah satu wujud nyata kekayaan budaya yang mendukung nilai-nilai Geopark tersebut,” jelas Bupati.

Harapan besar juga disematkan pada generasi muda yang turut terlibat dalam acara ini.

“Melihat banyak anak muda yang terlibat dalam acara ini membuat saya optimis. Karena keberlanjutan tradisi ada di tangan generasi penerus,” pungkas Bupati sebelum secara simbolis menyerahkan gunungan wayang kepada Ki Dalang Siswadi Mudo Carito, menandai dimulainya pagelaran wayang kulit.

Tampak hadir mendampingi Bupati Lilis di antaranya Kepala DLHKP Asep Nurdiana, Camat Karanggayam, Danramil Karanggayam, Kapolsek Karanggayam, Tokoh Adat Mbah Tawintana dan Mbah Reja Pawira, Paguyuban Kepala Desa se-Kecamatan Karanggayam, perangkat desa, lembaga desa, Ketua RW dan RT, Ketua TP PKK, Karang Taruna beserta Linmas, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *