KEBUMEN, BeritaKami.com – Bupati Kebumen Lilis Nuryani memimpin langsung panen raya padi dengan sistem Corporate Farming di Desa Wero, Kecamatan Gombong, Selasa 15 Juli 2025.
Acara ini menandai keberhasilan program yang bertujuan menggenjot produktivitas pertanian di Kebumen dan disambut antusias oleh berbagai pihak.
Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Dandim 0709 Kebumen Letkol ARM Purba Sudibyo, Kapolres Kebumen AKBP Eka Baasith Syamsuri, asisten dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) se-Kecamatan Gombong, Forkompimcam Gombong, para kepala desa se-Kecamatan Gombong, serta warga Desa Wero.
Dalam sambutannya, Bupati Lilis Nuryani menyambut baik pemanfaatan Program Corporate Farming sebagai langkah strategis untuk menjawab berbagai tantangan di sektor pertanian.
“Ini adalah bukti nyata bahwa kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil,” tegas Bupati Lilis.
Ia menambahkan bahwa program ini berhasil menyatukan petani dalam ekosistem yang solid bersama perusahaan mitra, perbankan, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
“Hasil panen kali ini merupakan buah dari semangat, kerja sama, kegigihan, dan inovasi yang luar biasa dari para petani, perusahaan mitra, dan seluruh pihak yang terlibat dalam Program Corporate Farming,” katanya.
Ia juga menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Kebumen untuk terus mendukung penuh program ini, termasuk memfasilitasi perizinan dan mendorong kebijakan yang pro petani dan pelaku pertanian.
Harapannya, sektor pertanian di Kebumen semakin maju, ekonomi terus bergerak, lapangan kerja terbuka, dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
“Hasilnya bisa kita lihat hari ini. Panen yang melimpah, kualitas produk yang lebih baik, dan tentunya pendapatan petani meningkat,” imbuhnya optimis.
Produktivitas Meningkat Berkat Alsintan Modern
Kepala Desa Wero, M Zaenur Rokhman, mengungkapkan bahwa panen kali ini merupakan kali kedua desanya menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) modern.
Keberhasilan ini terlihat jelas pada Masa Tanam (MT) 1 sebelumnya, di mana lahan seluas 3 hektar mampu menghasilkan 19 ton gabah kering panen. Angka ini jauh melampaui hasil panen secara tradisional. Pada MT 2 ini, Desa Wero kembali menerapkan sistem Corporate Farming.
Berbagai alsintan modern yang digunakan meliputi alat untuk menanam (transplanter), drone untuk penyemprotan (dronesprayer), dan mesin combine untuk panen.
“Ini yang kedua kali. Kalau di MT 1 kemarin, dari sawah 3 hektar menghasilkan 19 ton. Ini jauh lebih banyak ketimbang secara tradisional,” ujar Zaenur.
Tantangan Adaptasi Petani dan Harapan ke Depan
Meskipun terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian, Zaenur mengakui bahwa sebagian besar petani di desanya masih enggan beralih dari cara tradisional.
Hal ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) tersendiri bagi pemerintah desa untuk memberikan stimulus dan pemahaman tentang pentingnya penggunaan alat-alat pertanian modern.
“Petani itu terlalu susah untuk menerima perubahan-perubahan, khususnya menggunakan alat-alat pertanian modern. Mereka lebih menekuni menggunakan alat-alat yang masih tradisional,” ungkapnya.
Untuk proyek percontohan (pilot project), Pemerintah Desa Wero saat ini masih memanfaatkan tanah pertanian milik desa. Diketahui, 30% lahan pertanian di Desa Wero merupakan lahan milik desa.
“Harapannya bisa memberikan contoh dan hasil nyata kepada para petani sehingga nantinya mereka akan tergugah dan tergerak dengan keinginannya sendiri,” pungkas Zaenur, berharap petani dapat melihat langsung manfaat adopsi teknologi pertanian demi masa depan yang lebih baik.