PURWOREJO, BeritaKami.com – Grebeg Pangeran Benowo atau anak dari Joko Tingkir digelar di Desa Benowo Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo.
Untuk memeriahkan Grebeg Pangeran Benowo ini, warga melakukan kirab 99 tumpeng. Warga melakukan kirab dengan menggunakan busana adat Jawa.
Sebanyak 99 tumpeng dengan satu tumpeng agung (besar) diarak keliling Desa Benowo Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo.
Ketua panitia Grebeg, Mustofa menjelaskan, kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian dari tradisi tahunan di Desa Benowo. Selain itu kegiatan grebeg juga dibarengkan dengan peringatan HUT RI ke-78 dan merti desa.
“Kita membawa 99 tumpeng karena kita mengambil filosofi dari asmaul husna yang berjumlah 99,” kata Mustofa saat ditemui dilokasi kegiatan pada Selasa (22/8/2023).
Ribuan warga antusias mengikuti dan menyaksikan arak-arakan sejak siang hingga sore hari. Kemeriahan terlihat saat mereka berebut mengambil hasil bumi yang ada pada tumpeng agung.
Setelah diarak, tumpeng-tumpeng kecil kemudian disajikan dan ditata dengan rapi di sebuah ruangan yang ada di lingkungan kantor Pemerintah Desa Benowo. Tak hanya itu tumpeng yang sudah selesai di Kurab keliling desa ini juga ditata di sepanjang jalan desa.
“Kemudian dimakan secara bersama-sama oleh para tamu undangan dan warga Desa Benowo,” kata Mustofa.
Jenis Tumpeng dalam Grebeg ini tidak ditentukan. Namun, isi tumpeng harus dari hasil bumi Desa Benowo.
Mustofa menyebut, bahwa grebeg ini sengaja memakai nama salah satu tokoh putra dari Joko Tingkir (Sultan Pajang) yakni Pangeran Benowo. Tokoh ini adalah salah satu pendiri Desa Benowo.
“Pangeran Benowo adalah salah satu tokoh yang membuka Desa Benowo. Disini masih banyak peninggalan Pangeran Benowo termasuk Songsong agung Tunggul Nogo, Piring, Guci dan yang lain-lain,” kata Mustofa.
Diketahui makam atau petilasan putra dari Raja Pajang yang ada di Desa Benowo saat ini juga masih ramai dikunjungi peziarah.
“Setiap tahun kita rutin melaksanakan kegiatan ini,” jelas Mustofa.
Mustofa mengungkapkan, Grebeg Pangeran Benowo ini merupakan prosesi adat yang sudah menjadi tradisi sebagai bentuk rasa syukur kepada tuhan atas rezeki dan hasil panen selama satu tahun. Hasil bumi kemudian dijadikan tumpeng dan diarak keliling desa.
Sebelum arak-arakan berlangsung, masyarakat Benowo terlebih dahulu ziarah ke tokoh-tokoh desa dan agama di Desa Benowo, termasuk ziarah makam Pengaran Benowo.
Inayah salah satu warga mengatakan, 99 tumpeng yang dikirab tersebut adalah murni swadaya dari warga 6 dusun yang ada di Desa Benowo. Ia mengaku senang dengan digelarnya even tahunan tersebut.
“Warga sangat senang sekali, semoga kedepannya bisa lebih baik lagi,” kata Inayah.