Kebumen, BeritaKami.com – Harga genteng berbahan tanah liat di Kabupaten Kebumen mengalami penurunan signifikan akibat lesunya permintaan pasar. Dari yang semula dijual seharga Rp 1.800 per buah, kini harga genting turun menjadi sekitar Rp 1.500 per buah.
Turunnya harga ini disinyalir akibat menurunnya minat masyarakat terhadap genteng tanah liat, seiring dengan menjamurnya penggunaan genteng metal yang dianggap lebih praktis, ringan, dan tahan lama. Kondisi ini memberikan tekanan serius bagi para perajin genting di Kebumen.
Seperti diketahui, Kabupaten Kebumen selama ini dikenal sebagai salah satu sentra industri genteng tanah liat di Jawa Tengah. Namun, kini geliat industri tersebut mulai meredup seiring perubahan preferensi konsumen. Tak jaranga pula pabrik ganteng yang sudah gulung tikar.
“Pasar sepi, permintaan menurun drastis. Dulu dalam seminggu bisa kirim ribuan, sekarang hanya ratusan. Banyak gudang penuh tidak laku,” ujar Evita Rahma salah satu pengusaha genting di desa Kedawung, Pejagoan.
Dirinya mengaku kian hari omzetnya semakin menurun. Jika biasanya pabriknya bisa membakar genteng setiap seminggu sekali, kini belum tentu sebulan sekali.
“Omzetnya turun drastis sampai 70% mas, obonh juga sudah jarang gak kayak dulu lagi,” ujarnya.
Lesunya industri genteng ini dikhawatirkan akan berdampak pada keberlangsungan usaha para perajin tradisional yang sebagian besar menggantungkan hidup dari produksi genteng.
Para pelaku usaha berharap ada perhatian dari pemerintah daerah, baik dalam bentuk pelatihan inovasi produk, akses pemasaran digital, hingga bantuan modal agar industri genteng Kebumen bisa kembali bergairah di tengah persaingan bahan bangunan modern.