PURWOREJO, BeritaKami.com – Calon Kepala Desa (Kades) Desa Winong, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah Qosim (39) berjanji akan memberikan tanah bengkok jatahnya ke masyarakat.
Qosim mengatakan, hal tersebut sudah masuk dalam kontrak politik yang dia lakukan bersama masyarakat di Desanya. Hal ini dilakukan Qosim untuk menghapus politik uang yang selama seolah menjadi tradisi.
Bahkan, kontrak politik yang dibuat Qosim, disertai surat pernyataan yang ditandatangani oleh dirinya dan disaksikan oleh warga dari 9 RT Desa Winong. Tak hanya itu, niat Qosim untuk maju sebagai calon Kades dengan tanpa politik uang sudah disampaikan kepada warga setempat.
“Saya berniat nanti tidak ada politik uang sama sekali, jadi nanti jika saya terpilih, Bengkok akan dibagi kepada 9 RT. Kita sudah adakan pertemuan pada 11 September yang lalu dan membuat hitam diatas putih (pernyataan),” kata Qosim saat ditemui di kediamannya Selasa (3/10/2023).
Qosim menyebut, dalam surat pernyataan tersebut Qosim akan menghibahkan 80 persen tanah Bengkok untuk warga. Diketahui tanah Bengkok yang ada di Desa Winong seluas 8 hektar.
“Luasnya sekitar 80.000 meter persegi jadi kalau 80 persen sekitar 64.000 meter persegi. Silahkan nantinya dikelola oleh masing-masing RT,” kata Qosim.
Qosim mengatakan, dengan tanah Bengkok desa yang dihibahkan tersebut, diharapkan setiap RT dapat mempunyai kas dari hasil pertanian. Sehingga, kegiatan disetiap RT akan terus berjalan tanpa dengan memanfaatkan uang kas tersebut.
“Harapannya, jika semua RT sudah mempunyai penghasilan mandiri dan dapat mensejahterakan warganya, politik uang di desa kami akan hilang entah saat Pilkades, maupun pada pemilihan umum lainnya,” kata Qosim.
Qosim mengatakan, setiap hektarnya sawah tesebut bisa menghasilkan sekitar Rp 25 juta kotor setiap kali panen. Sawah tersebut bisa panen hingga 2 kali dalam satu tahun.
“Kalau airnya lancar bisa 3 kali setahun mas,” kata Qosim.
Selain melakukan pertemuan dengan warga di 9 RT, Qosim juga memasang sejumlah Banner yang bertuliskan “80 % Bengkok kembali ke masyarakat dibagikan ke setiap RT/RW Desa Winong,” tulis Qosim dalam Banner.
Total ada 7 titik banner yang dipasang untuk mensosialisasikan progam hibah tanah Bengkok tersebut.
Qosim menambahkan, dalam Pilkades di desanya biasanya seorang calon Kades didukung oleh tim Sukses. Nah tim sukses ini lah yang nantinya menggarap tanah Bengkok tersebut.
Tak jarang, seorang calon kades juga didukung dan dibiayai oleh sejumlah orang. Sehingga Kades terpilih tidak bebas dalam mengambil keputusan.
Ia tak ingin jika nanti dirinya jadi Kades, ada hutang budi dan materi kepada tim sukses yang telah mendukungnya.
“Saya ingin merubah kebiasaan tradisi yang sudah ada, pengen ngadek dewe (berdiri sendiri) tidak ingin jadi kades boneka,” kata Qosim.
Sampai sat ini, Qosim yang berlatar belakang sebagai tukang servis peralatan elektronik ini yakin dirinya dapat memenangkan Pilkades di Desanya.
“Saya selalu katakan kepada warga, “puasa dulu baru lebaran atau lebaran dulu baru puasa”, artinya kalau pada pemilihan itu terima uang, berarti lebaran dulu, selanjutnya warga harus puasa. Tapi kalau hilangkan politik uang, kita puasa dulu dan nantinya kita akan lebaran karena warga bisa menggarap bengkok,” kata Qosim.