IGTKI Gelar Tari Dolalak Anak Kolosal Untuk Peringatan HUT RI ke-80 Di Purworejo

PURWOREJO,Beritakami.com– Ratusan anak-anak TK berkumpul sejak pagi di lapangan Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah Rabu (20/8/2025) pagi.

Di bawah terik matahari, ratusan anak-anak Taman Kanak-kanak (TK) tampak berbaris rapi, para pemimpin rombongan nampak mengenakan kostum tradisional Dolalak yang khas dan penuh warna.

Dengan langkah centil dan gerak tubuh yang luwes serta menggemaskan mereka mempersembahkan tari Dolalak dalam formasi massal. Gerakan kecil yang tak kompak menjadi bumbu dan mengundang gelak tawa para warga yang hadir menyaksikan.

Momen ini menjadi penanda peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia 2025 tingkat Kecamatan Kemiri. Acara ini mencatat keikutsertaan 500 anak dari 24 lembaga TK se-Kecamatan Kemiri.

“Anak-anak tampil semangat, anak-anak yang tampil begitu percaya diri membawakan salah satu tarian khas daerah mereka yakni Dolalak,” kata Istikomah Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia saat ditemui usai acara.

Tari Dolalak Anak, Inovasi untuk Melestarikan Budaya Sejak Dini

Istikomah menjelaskan, tari Dolalak merupakan warisan budaya khas Kabupaten Purworejo yang dulunya identik dengan penampilan pemuda di acara-acara rakyat. Namun kini, Dolalak tampil dengan wajah baru tari Dolalak versi anak-anak, hasil kreasi Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) PGRI Kabupaten Purworejo.

Gerakannya lebih sederhana namun tetap mengandung nilai luhur, seperti sopan santun, kebersamaan, dan semangat kolektif.

Menurut Istikomah, tari Dolalak anak yang ditampilkan kali ini merupakan hasil pembinaan dan pelatihan dari IGTKI Kabupaten yang telah disosialisasikan kepada guru-guru TK sejak Mei 2025. Dolalak anak ini dirancang khusus agar gerakannya mudah diikuti oleh siswa usia dini, dengan tetap mempertahankan nuansa tradisional dan nilai-nilai lokal.

“Hari ini kita menggelar festival Dolalak anak yang bertujuan mengenalkan budaya Purworejo kepada anak didik sejak dini,” kata Istikomah.

Ia menambahkan, tarian ini lebih sederhana dan mudah ditiru anak-anak, tapi tujuannya tetap sama yakni memperkenalkan mereka pada budaya lokal.

“Kami berharap anak-anak bisa lebih mencintai dan mengapresiasi warisan budaya Purworejo, serta tampil percaya diri sejak kecil,” jelas Istikomah.

Anak-anak yang terlibat bukan hanya diajak tampil menari, tetapi juga dilatih untuk berani maju ke depan, bersosialisasi, dan tampil mandiri.

“Kami ingin anak-anak belajar mandiri, dan kenapa kami pilih Dolalak yang ditampilkan, karena nantinya Dolalak ini juga sebagai ekstrakurikuler di sekolah masing-masing,” ungkapnya.

Dolalak Anak, Harapan Masa Depan

Tari Dolalak anak yang dipersembahkan di Kecamatan Kemiri bukan sekadar tarian biasa. Ia adalah simbol harapan tentang pendidikan yang membumi, budaya yang hidup, dan anak-anak yang tumbuh dengan kebanggaan akan tanah kelahirannya.

Bagi Istikomah pelestarian budaya lokal tidak boleh hanya menjadi tugas para seniman, tetapi juga tanggung jawab dunia pendidikan.

“Tari Dolalak ini sudah menjadi tren mark-nya Purworejo, bukan dari kabupaten lain.
Kan banyak beberapa tarian mungkin bisa di adopsi dari kabupaten tetangga, tapi ini asli murni dari Purworejo,” tutupnya.

Acara ditutup dengan penampilan puncak 500 anak TK menari Dolalak secara massal di tengah lapangan. Derai tawa, senyum malu-malu, dan tepuk tangan penonton menjadi penanda bahwa kegiatan ini telah berhasil menanamkan sesuatu yang penting dalam hati anak-anak cinta terhadap budaya dan rasa percaya diri untuk tampil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *