Ketahanan Pangan, Desa Grenggeng Budidaya Ayam Joper

KEBUMEN, BeritaKami.com – Pemerintah Desa (Pemdes) Grenggeng, Kecamatan Karanganyar mencoba peruntungan dari budidaya ayam jenis Joper. Akronim dari Jowo Super. Program ini bergulir sebagai bentuk upaya mewujudkan ketahanan pangan bagi masyarakat desa.

Budidaya ayam joper terbilang hal baru di Desa Grenggeng. Namun, bukan menjadi penghalang bagi pemdes demi para warga tetap produktif. Terlebih program budidaya ayam ini digagas tak lain untuk misi ketahanan pangan serta menciptakan kemandirian ekonomi.

“Ini baru trial (uji coba). Setelah hasil kelihatan, kami tambah kandang,” ucap Kepala Desa Grenggeng Eri Listiyawan, Jumat (11/4).

Sedikitnya ada 1.000 ekor ayam joper yang sedang dibudidaya secara komunal oleh warga Desa Grenggeng. Rencananya, dalam waktu dekat budidaya ayam ini bakal panen secara perdana. Estimasi yang dihasilkan dari panen tersebut ditaksir mencapai Rp 35 juta.

Selain fokus terhadap ketahanan pangan, program budidaya ayam ini juga berdampak dari sisi peningkatan PADes. Dampak positif lain telah membuka lapangan pekerjaan bagi warga desa setempat.

“Ketika panen sudah ada yang siap tampung. Kalau sukses, kami tambah jadi 4.000 ekor dari penyertaan BUMDes,” ungkapnya.

Eri mengatakan pola budidaya ayam joper yang diterapkan saat ini mengusung konsep integrasi. Yakni, program dari hulu ke hilir sudah dirancang saling berkaitan. Seperti misal, di bawah kandang ayam joper telah dimanfaatkan secara optimal untuk budidaya maggot.

Maggot yang dihasilkan kemudian dijadikan pengganti pakan ikan yang dibudidaya bersamaan dengan ayam joper. Budidaya maggot juga menjadi alternatif di desa untuk pemanfaatan limbah organik.

“Kami ada juga kolam lele, bawal dan nila. Pakan diambil dari maggot. Bisa efisiensi pakan sampai 30 persen. Jadi saling terintegrasi,” kata Eri.

Pengelola perternakan ayam joper Desa Grenggeng Wahyu Andi Saputra menyampaikan, berbisnis ayam joper sejauh ini masih cukup menjanjikan dengan harga cenderung stabil. Ayam ini dipilih karena permintaan pasar terbilang tinggi.

Di lain hal jenis ayam hasil persilangan antara ayam kampung dan ayam ras ini juga tergolong tahan banting. Artinya memiliki ketahanan fisik lebih kuat ketimbang jenis ayam lain seperti broiler.

“Kami sudah ada mitra dari Wonosobo. Bobot sembilan ons sampai satu kilogram itu sudah laku,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *