Melihat Kolaborasi Perusahaan Asal Singapura Dengan Desa Krandegan Gunakan Transisi Energi Untuk Ketahanan Pangan

PURWOREJO,Beritakami.com-Agros Global, perusahaan agritech berbasis di Singapura bekerjasama dengan Desa Krandegan, Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah menciptakan alat transisi energi di bidang pertanian.

Kolaborasi dua lembaga ini menghasilkan pompa air bertenaga surya yang digunakan untuk memperkuat ketahanan pangan di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.

Hasilnya, lahan di Desa Krandegan seluas 70 di desa ini yang semula hanya dapat panen 1-2 kali kini sudah dapat panen 3 kali salam satu tahun. Penggunaan pompa air bertenaga surya ini juga bisa menghemat sekitar 50 persen biaya operasional pertanian.

Agros Global resmi memperluas jangkauan operasinya di Indonesia sejak 2024. Perusahaan ini berkomitmen pada inovasi dan keberlanjutan, Agros menghadirkan solusi pertanian ramah lingkungan guna meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

Satria Putera Country Director Agros Global Indonesia mengatakan Agros Global menawarkan berbagai teknologi mutakhir dalam bidang pertanian seperti Agrosol Pump yakni Pompa air bertenaga surya untuk irigasi yang mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

“Kami ingin memastikan petani dapat meningkatkan hasil panen tanpa merusak lingkungan,” ujar Satria Putera saat ditemui di Desa krandegan saat perayaan Hari Desa Nasional pada Sabtu (18/1/2025)

Satria menambahkan, Purworejo, kabupaten penghasil padi utama di Jawa Tengah, menjadi fokus perhatian Agros Global. Dengan lebih dari 55.000 hektar lahan padi produktif, wilayah ini dinilai strategis untuk penerapan teknologi pertanian modern seperti produk yang ia miliki.

Pada peringatan Hari Desa, Sabtu, 18 Januari 2025, di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Agros Global akan menambah 3–5 unit pompa irigasi tenaga surya. Sebelumnya, Agros telah memasang pompa serupa pada Agustus 2024 sebagai bagian dari program CSR bersama Universitas Muhammadiyah Purworejo.

“Dengan inovasi ini, petani di Purworejo dapat meningkatkan frekuensi panen dari dua kali menjadi tiga kali setahun, meski di musim kemarau. Hal ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Satria.

Sementara itu Kepala Desa Krandegan Dwinanto mengatakan, berkat kerjasama ini pihaknya tahun ini akan menambah pompa air bertenaga surya portable sebanyak 7 pompa. Hal ini dilakukan untuk membantu para petani yang belum tercover pengairan di desanya.

“InsyaAllah tahun ini akan kita tambah sekitar 7 pompa air bertenaga surya,” kata Dwinanto.

Dengan keuletan dan kegigihan kepala Desa Krandegan, desa ini mampu meraih predikat desa mandiri energi. Dengan inovasi pompa bertenaga surya untuk pertanian desa ini bisa berswasembada beras.

Penggunaan pompa air bertenaga surya ini juga mengurangi biaya operasional para petani. Bahkan petani digratiskan untuk pengairan pertanian semenjak adanya pompa bertenaga surya.

“Untuk air yang digunakan untuk lahan pertanian para petani kita gratiskan. Namun kita imbau untuk membayar zakat pertanian yang hasilnya kita gunakan untuk memberantas kemiskinandi desa,” kata Dwinanto.

Melihat potensi yang ada di Desa Krandegan dengan teknologi pompa tenaga surya, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) ingin menjadikan desa ini menjadi pilot project desa mandiri energi.

“Desa ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa yang lain, ini bisa direplikasi di desa yang krisis energi,” kata Mulyadin Malik kepala badan pengembangam informasi desa, pembangunan daerah tertinggal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *