PURWOREJO, BeritaKami.com – Sekitar dua puluh ribu pengunjung, memadati Pameran Temporer Museum Tosan Aji Purworejo yang digelar selama tiga hari dari Kamis (12/10/2023) hingga Sabtu (14/10/2023) di Museum Tosan Aji yang berada di komplek Pendopo Kabupaten Purworejo.
Pemeran persembahan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo melalui bidang kebudayaan ini digelar dalam rangka Hari Museum Indonesia tahun 2023 dengan tema ‘Kolaborasi dan Sinergi’.
Kabid Kebudayaan Dindikbud Purworejo, Dyah Woro Setyaningsih mengungkapkan, dalam pameran yang dibuka untuk pengunjung jam 06.00 WIB hingga jam 04.00 WIB ini, gratis. Dari banyaknya pengunjung, mayoritas didominasi oleh pelajar, dari SD, SMP dan SLTA.
“Karena memang kita bertujuan biar anak-anak semakin mengenal dari sisi budayanya dan mencintai museum. Kita setting museum sedemikian rupa untuk menjadi sesuatu yang nyaman ditonton oleh generasi z, paling tidak hanya oleh anak-anak muda sehingga memang dengan tema Kolaborasi Sinergi ini kita sudah melakukan hal semacam ini,” ujar Woro, minggu (15/10/2023).
Jadi, kata Woro, begitu masuk area pameran sudah ada beberapa booth, workshop-workshop yang diberikan secara gratis, seperti membuat keris-kerisan dari janur, membatik, latihan gamelan dengan lagu sluku-sluku bathok, serta penyediaan kuliner tradisional khas Purworejo maupun yang legendaris seperti dawet ireng, geblek, clorot, kue lompong dan es pung-pung yang legendaris.
“Kalau yang makanan ini kita berikan gratis tapi lewatnya kupon supaya terkendali,” kata Woro.
Menurut Woro, selama 3 hari pelaksanaan pameran, juga didukung penuh oleh keluarga besar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam pameran juga disediakan area untuk seni pertunjukan yang semuanya diisi oleh anak-anak sekolah baik dari SD, SMP maupun dari SMA.
Dijelaskan, di museum Tosan Aji menyimpan seribu lebih koleksi tosan aji dari berbagai jenis, serta beberapa koleksi benda purbakala. Karena ada keterbatasan ruang kemudian juga area untuk tata pamernya, jadi memang tidak bisa ditampilkan semuanya. Biasanya setiap 6 bulan sekali akan ganti di materi yang akan dipamerkan.
Woro menyebut, pameran yang digelar pertama kali dengan dukungan dana dari APBD dan APBN ini untuk ‘cek ombak’. Dan ternyata, di luar ekspektasi, antusias masyarakat atau pengunjung luar biasa. Banyak dari mereka yang menanyakan, kenapa pameran hanya digelar selama tiga hari dan pengisi acara hiburan seni dan budaya dari sekolah sekitaran museum.
“Rencana tahun depan kita adakan lagi dengan lebih meriah. Nanti jika ada dukungan anggaran kita akan adakan festival. Dengan festival, mereka akan mempersiapkan lebih maksimal kemudian ada prestasi yang bisa diberikan,” pungkas Woro.