Tanah Bergerak di Purworejo, tiga Rumah Warga Rusak

Purworejo, BeritaKami.com – Hujan deras yang melanda Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah beberapa hari ini menyebabkan terjadinya tanah bergerak yang mengakibatkan kerusakan pada tujuh rumah warga.

Tanah bergerak yang terjadi di Desa Kemiri, Kecamatan Gebang ini menyebabkan sejumlah bagunan rumah tersebut amblas dengan kedalaman bervariasi hingga satu meter. Tak hanya itu tanah bergerak yang terjadi pada Jumat (20/12/2024) itu juga mengakibatkan retakan tanah sepanjang kurang lebih 300 meter.

Bencana ini menjadi yang kedua kalinya sejak beberapa tahun terakhir. Kontur Desa Kemiri yang berada di perbukitan membuat desa ini sering terjadi bencana longsor dan tanah bergerak.

Kepala Desa Kemiri, Gunawan, mengatakan, tanah bergerak yang terjadi kali ini memiliki kedalaman hingga satu meter dan retakan sepanjang kurang lebih 300 meter.

“Ini adalah kedua kalinya tanah bergerak terjadi di Desa Kemiri, sebelumnya pada tahun 2021 dan sekarang terjadi lagi pada tahun 2024. Kedalaman tanah yang amblas mencapai satu meter dengan retakan sepanjang 300 meter,” kata Gunawan, Sabtu (21/12/2024).

Gunawan menyebut, selain merusak rumah-rumah warga, tanah bergerak di Desa Kemiri juga mengancam jalan Provinsi Purworejo-Wonosobo. Pasalnya sudah terjadi lubang dan retakan di dekat jalan provinsi tersebut.

“Jalan provinsi sudah ada lobangnya juga yang membahayakan pengguna jalan. Saya mohon perhatiannya kepada pemerintah provinsi atau pusat,” ungkapnya

Gunawan menambahkan bahwa pihak desa telah melakukan berbagai upaya untuk menangani dampak tanah bergerak ini, termasuk mengimbau warga untuk selalu waspada dan siap mengungsi jika terjadi pergerakan tanah yang lebih parah.

“Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan bantuan dan memastikan keselamatan warga,” tuturnya.

Salah satu warga terdampak, Hariyatun, menceritakan bahwa retakan pertama kali terjadi sejak hari Kamis, dan mulai amblas pada hari Jumat sore hujan lebat.

“Bagian dalam rumah mulai retak kecil, dan retak besar saat hujan lebat. Bagian ruang tamu dan tengah yang paling parah,” ungkapnya.

Karena khawatir adanya bencana susulan terlebih saat hujan turun, Haryatu untuk sementara waktu memilih mengungsi ke rumah tetangga yang lebih aman.

“Kalau siang cuacanya terang saya di sini, tapi kalau malam saya tetap mengungsi di rumah tetangga karena takut tiba-tiba malam hujan,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *