PURWOREJO,Beritakami.con – Institut Agama Islam (IAI) An-Nawawi Purworejo menggelar konferensi internasional bertajuk “Revitalizing Sufism as a Pillar of Religious Moderation” pada Selasa, 24 Juni 2025.
Nur Alif Abdul Kholik, panitia konferensi, mengatakan bahwa acara ini berlangsung di Auditorium KH Nawawi Shiddieq, Kampus IAI An-Nawawi Purworejo, mulai pukul 19.00 WIB.
Konferensi ini menghadirkan sejumlah tokoh terkemuka, termasuk keynote speaker KH. Achmad Chalwani yang juga Ketua Dewan Senat IAI An-Nawawi Purworejo. Selain itu, hadir pula Syaikh Sufiyyah Mukhlif Al ‘Ali Al Qodiri dari Suriah, Timur Tengah, sebagai pembicara utama.
“Acara ini bertujuan untuk membahas peran tasawuf dalam membangun moderasi beragama di tengah tantangan globalisasi dan perubahan zaman,” kata Nur Alif saat ditemui di sela-sela kegiatan pada Selasa (24/6/2025).
Nur Alif menambahkan bahwa dengan konsep yang mengusung nilai keislaman dan keberagaman, konferensi ini diharapkan mampu menjadi wadah inspirasi dan refleksi, terutama bagi para akademisi, ulama, dan masyarakat umum yang ingin memperkuat nilai-nilai spiritual dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta akan mendapatkan berbagai manfaat, termasuk pengetahuan mendalam dari diskusi dan e-sertifikat sebagai bentuk penghargaan. Selain dihadiri langsung oleh peserta di lokasi, konferensi ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi IAI An-Nawawi Purworejo, sehingga dapat diikuti oleh khalayak luas.
“Peserta terdiri dari instansi di bawah Yayasan An-Nawawi Purworejo, Badal Thariqah, serta lembaga-lembaga dari NU,” ujar Nur Alif.
Sementara itu, Syaikh Sufiyyah Mukhlif Al ‘Ali Al Qodiri dalam paparannya menyampaikan rasa syukur dapat hadir di Indonesia yang ia sebut sebagai negara indah, makmur, dan salah satu benteng agama Islam.
“Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat, karunia, serta rasa aman dan kebaikan untuk Indonesia,” kata Syaikh Sufiyyah Mukhlif Al ‘Ali Al Qodiri dalam bahasa Arab.
Syaikh Sufiyyah Mukhlif menambahkan bahwa praktik moderasi beragama di Indonesia terlihat jelas dari peran pondok pesantren. Menurutnya, praktik toleransi telah dilaksanakan dengan baik di pesantren-pesantren di Indonesia.
“Tasawuf di Indonesia merupakan contoh moderasi beragama karena dibawa oleh kiai dan ulama sehingga jauh dari paham ekstremisme,” kata Syaikh Sufiyyah Mukhlif.
Ia juga mengajak masyarakat untuk bertasawuf dan memilih thariqah yang memiliki nasab yang jelas. Hal ini, menurutnya, penting untuk membentengi masyarakat dari pengaruh buruk.