Amar Brkic, Pemain Naturalisasi Berdarah Gombong Bermain untuk Timnas Indonesia U-17

KEBUMEN, BeritaKami.com – Tak bermain di laga Pembuka saat Timnas U-17 ditahan imbang oleh tim Ecuador U-17 dalam Piala Dunia U-17, Amar Rayhan Brkic akhirnya bisa bermain pada laga kedua menghadapi Panama U-17.

Amar diturunkan di babak kedua oleh pelatih Bima Sakti saat berlaga melawan Panama di Stadion Gelora Bung Tomo, Senin13 November 2023.

Dari raut wajahnya, Amar Rayhan Brkic terlihat sosok pemain asing di antara para pemain Tim U-17. Dia memang lahir dan tumbuh di Jerman. Kendati begitu, berkat jiwa nasionalisme yang ditularkan sang ibu, dia rela bermain untuk Indonesia.

Dikutip dari Radarjogja.jawapos.com, Amar adalah pemain naturalisasi berdarah Gombong, Kebumen. Pemain besutan TSG 1899 Hoffenheim Jugend, Jerman, ini rencananya akan dipasang di lini serang.

Amar resmi bergabung bersama Timnas karena memiliki garis keturunan Indonesia dari sang ibu. Dia bakal bermain mengenakan nomor punggung kebanggaannya, 30.

“Amar kebangggan kami semua keluarga di Kebumen,” kata Ibnu Naser Arrohimi, paman Amar

Sebelum masuk Timnas Indonesia, Amar telah melalui tempaan panjang. Remaja yang sedari kecil gandrung bola itu juga sempat mewarnai tim junior di Jerman. Berawal dari Akademi SG Rot Weiss Frankfurt Jugend. Kemudian pindah ke Akademi Kickers Offenbanch Jugend.

Pada tahun 2022, Amar memutuskan bergabung bersama tim TSG 1899 Hoffenheim Jugend.

“Adik Amar pun sekarang menjalani studi dan pemusatan latihan bola,”  tambah Ibnu.

Meski telah lama tinggal di Jerman, keluarga Amar tetap cinta pada tanah air. Amar kini telah diberi restu orang tua untuk membela Indonesia pada ajang Piala Dunia U-17.

“Ibunya Amar menunaikan janji untuk tetap mendidik anak-anak memiliki jiwa nasionalisme,” ungkapnya.

Amar lahir dari keluarga dokter. Ibunya, Diyah Nahdiyati kini membuka praktik dokter di Frankfurt, Jerman. Diyah juga dipercaya sebagai ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman. Sedangkan sang ayah merupakan dokter blasteran Jerman-Bosnia.

“Mbak Diyah adalah kakak saya, persis di atas saya. Kami lima bersaudara,” jelas Ibnu.

Amar Rayhan Brkic lahir di Jerman, 11 Juni 2007. Dia selama ini tinggal di Frankfurt, Jerman bersama tiga saudara lain. Selama meniti karir sepak bola, dia mendapat dukungan penuh dari keluarga. Termasuk ketika mendapat tawaran memperkuat Timnas.

“Jadi orang tua Amar itu dokter, tidak mengarahkan supaya jadi dokter. Justru jadi pemain bola profesional,” kata Ibnu yang kini menjabat Dewan Pengawas BPJS Kesehatan itu.

Amar Brkic hingga kini masih terus fokus persiapan menghadapi gelaran Piala Dunia U-17. Rencananya, skuad Garuda Muda bakal menjalani laga perdana kontra Ekuador hari ini pukul 19.00 di Gelora Bung Tomo Surabaya.

“Kami sekeluarga besar 22 orang akan datang menyaksikan langsung pertandingan putaran pertama,”  ungkapnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *