Bupati Optimis Kebumen Bisa Raih Penghargaan Adipura

KEBUMEN, BeritaKami.com – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto terus mengupayakan agar Kabupaten Kebumen bisa mendapat penghargaan Adipura. Hal ini bisa dilihat dengan penataan kota yang sudah mulai baik, termasuk dalam pengelolaan lingkungannya.

Adipura sendiri merupakan sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Adipura diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Program Adipura bertujuan untuk mendorong kepemimpinan dan komitmen pemerintah kabupaten/kota serta membangun partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat untuk berperan menselaraskan pertumbuhan ekonomi hijau, fungsi sosial, dan fungsi ekologis dalam proses pembangunan dengan menerapkan prinsip tata kepemerintahan yang baik.

“Mudah-mudahan ya kita optimis bisa meraih Adipura. Seperti adanya tugu di depan kantor pos Kebumen. Tugu itu awalnya dibuat pada tahun 90an untuk menyambut Kebumen dapat meraih Adipura. Tapi sampai sekarang tidak dapat-dapat. Kemudian akhirnya diganti jadi tugu PKK,” terang Bupati Kebumen, Senin 27 November 2023.

Dengan adanya penataan kota di Kebumen, maka tugu itu kemudian dibongkar karena dapat membahayakan orang dalam berlalu lintas, mengingat Jalan Soekarno Hatta sekarang sudah dibuat satu arah.

“Jadi kesannya bukan kita menghilangkan monumen bersejarah, tapi karena secara kajian itu membahayakan lalu lintas,” ucapnya.

“Nanti bisa kita bangun lagi, tugu-tugu yang lebih kekinian dan mempunyai arti,” tambahnya.

Adapun upaya yang dilakukan dalam meraih penghargaan Adipura, Pemkab diantaranya telah mengeluarkan surat edaran kepada tiap-tiap dinas, instansi lembaga pemerintahan, kecamatan, rumah sakit, dan juga tempat-tempat pelayanan umum agar rutin untuk menjaga kebersihan dan membuat lingkungan yang asri di lembaganya masing-masing.

“Tidak hanya bersih, tapi juga kita menambah unsur penghijauan, bisa berupa tanaman hias di instansi dan lembaga pemerintahan. Bismillah, kita kerja keras, kalau dapat Adipura, ya Alhamdulillah,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kelautan dan Perikanan Asep Nurdiana menambahkan, terkait upaya meraih Adipura, sudah dilakukan penilaian langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tim dari Kementerian turun langsung ke Kebumen, untuk melihat kondisi di lapangan.

“Untuk Adipura kemarin sudah dilakukan penilaian dari KLHK pada Jumat kemarin selama dua hari. Mereka datang ke Kebumen untuk melihat langsung kondisi di lapangan apakah sesuai dengan yang dilaporkan,” ujar Asep.

Untuk bisa dilakukan penilaian, Pemerintah Daerah kata Asep, harus aktif memberikan pelaporan tentang program-program lingkungan hidup ke dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN). “Tanpa melapor ke SIPSN, kita nggak mungkin dinilai,” ucapnya.

Lebih lanjut, Asep menuturkan, tempat-tempat yang dinilai antara lain, kantor kedinasan, pasar, sekolah, rumah sakit, stasiun, TPA, terminal, tempat wisata, tata ruang kota, atau ruang terbuka hijau, seperti taman kota, hutan kota, alun-alun dan lain sebagainnya.

“Yang dinilai itu bukan hanya soal kebersihan, dan penghijauan, tapi bagaimana konsep pengelolaan sampahnya, kemudian kehidupan masyarakatnya dalam menjaga lingkungan agar tetap bersih dan asri,” terangnya.

Kepala Bidang Penataan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Persampahan (PPKLHPP) Kabupaten Kebumen, Endah Dwi Y turut menambahkan, yang paling tinggi dalam penilaian ini adalah pengelolaan sampah di TPA.

“Untuk pengelolaan TPA ini skor nilainya 11, kedua ada di Bank Sampah Induk dan Pasar nilai skornya 7. Kemudian ada sekolah, rumah sakit, dan perumahan, dan lain-lainnya ada kantor dinas, taman kota, hutan kota, tempat wisata, itu nilainya sama 5,” ucapnya.

Menurutnya, pengelolaan sampah di TPA sudah cukup baik. Hal ini ditandai dengan adanya pemanfaatan sampah menjadi bio gas atau gas metana yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar TPA Kaligending, Karangsambung.

“Diakui memang kita masih lemah dalam hal pengurugan sampah, karena keterbatasan anggaran. Sampah yang baik, selain dimanfaatkan menjadi bio gas, itu juga harus diurug dengan tanah, agar tidak menimbulkan penyakit,” ucapnya.

Menurutnya, yang terpenting dari penilaian Adipura, kata Endah, adalah komitmen dan kesadaran dari masyarakat. Tanpa adanya komitmen dan kesadaran dari masyarakat untuk mau menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, maka predikat Adipura akan sulit terwujud.

“Jadi ini butuh kesadaran bersama, bukan hanya pemerintah, tapi butuh komitmen bersama seluruh masyarakat,”ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *