Gelar Panen Raya, Petani di Desa Singosari Berhasil Gunakan Pupuk Organik

KEBUMEN, BeritaKami.com – Desa Singosari Kecamatan Ambal Kebumen menggelar panen raya hasil dari pertanian organik. Petani di desa ini menggunakan pupuk organik sejak tahun 2017, dan terbukti mampu meningkatkan hasil panen.

Panen raya sendiri digelar di area persawahan desa setempat dengan diihadiri oleh Forkopimcam Kecamatan Ambal, Distapang dan juga pemerintah desa setempat Kamis, (27/7). Dimana para petani Desa Singosari telah membuat pupuk organik secara mandiri dengan bahan alami yang mudah ditemui di alam.

Kepala Desa Singosari Widodo menuturkan masyarakat desa Singosari sebagian besar berprofesi sebagai petani, dimana mereka sering menghadapi masalah ketika musim tanam tiba, dengan langkanya pupuk kimia bersubsidi di pasaran. Pihak desa kemudian mengambil langkah, dengan cara memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik pada tahun 2017, dan mendatangkan ahli pertanian untuk pembuatan pupuk organik.

Setelah itu, kelompok tani menerapkan ilmu yang didapat, di lahan garapan pertanian, dan saat ini telah mengdukasi masyarakat petani, untuk beralih ke pupuk organik. Bahkan mereka kini bisa tersenyum lega, dengan menungkatnya hasil panen tahun ini.

” Hari ini kita menggelar panen raya bersama inovasi pupuk dari para petani, dan hasilnya cukup memuaskan, bisa menghasilkan 8 ton  per hektare, kita mulai dari tahun 2017 kita sudah mulai pelatihan pelatihan kelompok tani masyarakat yang akhirnya kelompok tani mengedukasi kepada petani dan juga masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, dengan menggunakan pupuk organik bisa menekan biaya produksi gabah petani, dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia. Selain itu beras yang dihasilkan juga lebih sehat, dan tidak cepat basi.

Kedepan model pertanian organik ini, diharapkan bisa untuk meningkatkan kemandirian pangan masyarakat. Pihak desa juga memberikan bantuan bibit padi untuk penyeragaman agar tidak mudah terserang hama.

Selain itu, diharapkan pertanian di desa ini bisa mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten maupun provinsi, utamanya untuk pembangunan insfrastruktur pertanian, agar petani lebih mudah dalam penggarapan lahan.

” Harapan di Singosari itu mungkin insfrastruktur, kemudian jalan usaha tani insfrastruktur pertanian yang mungkin masih sangat perlu sekali dalam rangka petani itu biar mudah dalam penggarapan lahan, juga adanya bantuan bibit dari pemdes menggunakan anggaran dana desa itu sangat efektif dan luar biasa,” jelasnya.

Sementara itu Muhrodin petani desa setempat mengaku bersyukur hasil panennya meningkat, dengan penggunaan pupuk organik di sawah yang digarap nya. Ia juga berterima kasih kepada pemerintah desa Singosari, yang telah memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik.

Menurutnya, pembuatan pupuk organik sangatlah mudah, seperti untuk pupuk isian agar padi tidak gabug maupun booster untuk pertumbuhan tanaman. Dimana salah satu yang digunakan adalah susu murni, dan juga gula Jawa dan telur yang dicampur jadi satu untuk difermentasi.

Fermentasi ini memakan waktu sekitar 7 hari, dan kemudian bisa langsung digunakan di tanaman padi yang ditanam. Pupuk ini tentunya lebih mudah dibuat, karena bahan dasarnya bisa berasal dari alam.

” Awalnya mencari pupuk subsidi itu susah sekali daru awal,  akhirnya pemdes inisiatif utama pemdes, itu tanpa support dari Pemdes tidak bisa, kalo sekarang hampir 95 persen warga Singosari pakai pengisian skor pengisian organik yang bahan bakunya diantaranya susu murni telur, fermentasi daru gula Jawa, perbandingan susu satu liter, telor 6 butir, terus saya kasih empedu sapi, kalo nggak ada empedu sapi bisa pakai biji mahoni, alhamdulillah punya saya yang kemarin rata rata 10 ubin 1 kuintal, sebelumnya paling ya 80 kg pernah 10 ubin, ada peningkatan memang rata rata ada peningkatan,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *