Krisis Iklim, Mahasiswa UM Purworejo Rehabilitasi Wilayah Mangrove di Pantai Selatan

PURWOREJO, BeritaKami.com – Pada tahun 2022 tercatat, perubahan iklim mengakibatkan gelombang panas mematikan di Amerika Selatan dan Asia Selatan.

Bencana banjir besar di Nigeria dan Pakistan, serta kekeringan yang memecahkan rekor di Eropa Barat dan Amerika Serikat (AS).

Kemarau panjang yang akhir-akhir ini di Indonesia juga merupakan salah satu dampak krisis iklim yang sedang dialami bumi saat ini.

Krisis iklim yang semakin nyata ini ditanggapi serius oleh sejumlah mahasiswa di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Purworejo merehabilitasi kawasan hutan mangrove di Pantai Selatan Purworejo.

Salah satu mahasiswa Ika Suryani mengatakan, kali ini ia bersama mahasiswa lain merehabilitasi hutan mangrove di kawasan Taman Edukasi Mangrove Desa Gedangan, Kecamatan Purwodadi, Purworejo.

Ika menjelaskan, progam rehabilitasi kawasan hutan mangrove ini masuk dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa).

PPK Ormawa adalah program penguatan kapasitas ormawa melalui serangkaian proses pembinaan Ormawa oleh PT yang diimplementasikan dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.

Salah satu kegiatannya adalah dengan merehabilitasi kawasan hutan mangrove di Desa Gedangan ini.

“Ini merupakan salah satu tanggapan kami sebagai mahasiswa atas krisis iklim yang saat ini sedang terjadi,” kata Ika Suryani saat ditemui di lokasi pada Minggu (22/10/2023).

Sebanyak 2000 bibit mangrove disiapkan oleh sekelompok mahasiswa ini. Untuk memaksimalkan rehabilitasi kawasan mangrove, Ika juga mengajak sejumlah instansi untuk turut membantu dalam kegiatan ini.

“Untuk penanaman kuta ada 2000 bibit mangrove. Kita juga melibatkan pihak kampus, Perhutani, Dinas Lingkungan Hidup, Koramil serta TNI AL,” kata Ika.

Selain melakukan penanaman mangrove, pihaknya juga melakukan MoU dengan desa untuk pengelolaan desa wisata Gedangan. Hal ini dilakukan agar wisata berbasis alam dapat terus dilestarikan dan warga sekitar lokasi pantai dapat memanfaatkan wisata alam ini.

“Kita sudah ada MoU dengan pihak desa, selain itu kita juga melaunching progam rumah edukasi,” kata Ika yang juga merupakan ketua progam PPK Ormawa ini.

Susi Wijayani S.E, M.S.I Dosen pendamping PPK Ormawa menambahkan, progam rehabilitasi kawasan hutan mangrove ini dibiayai langsung oleh dana hibah Kemenristekdikti.

Awalnya, sejumlah mahasiswa dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Saintek ini mengajukan proposal dana hibah. Setelah disetujui, anggaran tersebut digunakan untuk merehabilitasi kawasan hutan mangrove di Pantai Selatan ini.

“Sebenarnya di sini ada potensi (wisata alam) karena terdampak pandemi wisata di desa ini agak tersendat, jadi selain merehabilitasi kawasan hutan mangrove, kita juga berfokus pada pengembalian kawasan ini sebagai kawasan wisata alam,” kata dosen manajemen sumber daya manusia di Universitas Muhammadiyah Purworejo ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *