Miris, Nenek Supiyah Tinggal di Rumah Reot Selama Puluhan Tahun

KEBUMEN, BeritaKami.com – Miris, dimana seorang janda tua di Kebumen harus berjuang hidup seorang diri di rumahnya yang lebih mirip dengan gubuk reot. Dia tak punya pilihan karena hanya itu bangunan satu-satunya dan itupun tanah numpang milik tetangganya.

Namanya adalah Supiyah (78 tahun). Janda tua yang tinggal di dukuh Bendasari, Desa Kalirejo Kecamatan Kebumen.

Hidup sendiri tanpa ada anak dan suami,dari ceritanya, dulu pernah mempunyai anak satu tapi saat kecil meninggal dunia, begitupun suami yang dicintainya juga sudah meninggal.

Saat wartawan berkunjung ke rumahnya, Nenek Supiyah begitu sumringah bisa didatangi . Segaris senyum polos terlihat pun seolah tak pernah lepas saat berbincang bersama.

Rumah Nenek Supiyah saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Bangunan berbahan bilik bambu berukuran tak lebih dari 6×4 meter itu banyak yang sudah lapuk dimakan waktu, belum lagi langit-langit hingga seng atap rumahnya juga ikut banyak yang rusak karena tak pernah diperbaiki.

Dari ceritanya dengan bahasa Jawa tiap malam, Nenek Supiyah pun selalu berharap agar hujan tidak datang mengguyur deras,Sebab sudah dipastikan jika hujan lebat gubugnya akan bocor.

“Nggih bocor mas, pas jawah kadang disuruh nginep di rumah adiknya. Takutnya pas malam rumahnya roboh enggak ketahuan siapa-siapa,Ujar sang nenek.

Rumah Nenek Supiyah pun hanya terdiri dari dua ruangan beralaskan tanah. Satu ruang depan yang dibuat tamu,tempat tidur, sekaligus ruang makan , sedang ruang belakang untuk dapur dan tempat kayu bakar berserakan, untuk tempat tidur pun hanya ada dipan atau amben yang sudah lapuk berbalut selembar tikar kusam yang menjadi tempat istirahatnya melepas lelah.

Untuk kehidupan sehari-harinya, Nenek Supiyah kadang mendapatkan bantuan sembako dari pihak desa ataupun dari para tetangga yang peduli dengan keadaannya.

Saat kami datang terlihat ada bungkusan plastik kresek berisikan roti kering dan keripik yang diberi oleh tetangganya.

Boro-boro TV, listrik juga enggak ada. Kalau malem  pakai lampu dian (lampu berbahan minyak) mboten gadah listrik mas mpun biasa nek ndalu petengan, kata Nenek Supiah.

Sesekali, Nenek Supiah juga masih bisa merasakan bantuan dari pemerintah setempat. Meskipun, bantuan itu jauh dari kata cukup apalagi untuk memperbaiki rumah panggungnya yang hampir roboh tersebut.

Dari informasi, sudah beberapa kali dari pihak desa menawarkan bantuan untuk merehab rumah nenek Supiah,tapi berulang kali juga sang nenek menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan orang lain karena sama sekali tidak mempunyai biaya untuk tambahan

Rencananya, rumah Nenek Supaih akan segera dibangun oleh komunitas Sedulur Kebumen yang Saat ini masih mengumpulkan donasi supaya bisa merenovasi atau membangun rumah tersebut menjadi rumah layak huni

“Miris Sekali melihat kondisi rumah Nenek Supiyah,hidup sendiri tanpa anak dan suami  di gubuk yang sama sekali tidak layak huni,semoga para donatur di komunitas Sedulur Kebumen terketuk hatinya untuk bisa membantu,dan nantinya saya berharap juga masyarakat desa Kalirejo bisa bahu membahu gotong royong membuatkan rumah untuk Nenek Supiah,Kasihan sudah tua harus hidup di gubug spt itu,sama kandang sapi saja mish bagus kandang sapinya”, Pungkas Sugeng Budiawan selaku sesepuh Sedulur Kebumen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *