Pedagang Arang Kayu di Kebumen Kebanjiran Order, Omset Tembus 4-6 Kuintal Dalam Sehari

KEBUMEN, BeritaKami – Banyaknya masyarakat yang akan membuat aneka macam bakaran olahan daging  seperi sate kambing, saat peringatan hari raya kurban, membuat permintaan arang di Kebumen meningkat.

Bahkan peningkatan omset pedagang bisa mencapai 3 kali lipat dari hari biasanya. Seperti halnya Gini Suroso, pedagang arang yang membuka lapaknya di Jl. Manggis Kelurahan Kebumen Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen yang mengaku omset dagangannya meningkat sejak satu minggu terkahir. Dimana, dalam sehari ia berhasil menjual 4-6 kuintal arang yang telah dikemas dalam plastik siap jual.

Sedangkan untuk harganya sendiri, Gino menjual Rp 6 ribu hingga Rp 30 ribu per satu kemasan plastik. Omset sendiri, dalam satu hari bisa mencapai Rp 4 juta sampai Rp 5 juta dalam satu harinya.

” Biasanya memang ada kenaikan omset tapi bukan hanya idul adha tapi hari raya dan tahun baru itu banyak bakar bakaran, tahun baru idul fitri dan idul adha, kalo biasanya 12 kantong kira kira satu setengah kuintal sehari, ini bisa hampir dua kali lipat rata rata sehari selama 10 hari, harga stabil tidak menaikkan setiap  kemasan itu 6000, karena ada yang 10 ribu ada yang kemasan 20 ribu ada yang 30 ribu tergantung kebutuhan mereka yang mau membeli,” ucapnya Rabu, 28 Juni 2023.

Menurutnya, banyak pedagang di sekitaran Kabupaten Kebumen seperti di wilayah Kecamatan Karangsambung, Sruweng dan Kutowinangun yang membeli arang di lapaknya untuk dijual kembali. Bahkan, karena banyaknya pembeli, stok dagangannya terkadang menipis.

Sedangkan, untuk kualitas sendiri arang yang dijualnya di lapaknya ini sudah terjamin kering, dan mudah terbakar apabila akan digunakan. Ini karena, arang yang diambil dari petani langsung ini adalah arang yang kering dan menggunakan bahan baku kayu yang berkualitas seperti Kayu Asam, Kayu Angsana, dan kayu dari pohon yang berbuah.

Dengan kualitas yang dijaga sejak tahun 90 an tersebut, banyak masyarakat yang suka terhadap arang dagangannya. Hanya saja, kendala yang dihadapi adalah ketika musim hujan, bahan baku arang susah dicari dan sulit kering.

” Bahan baku ambil di petani pengrajin Arang, mereka mengambil kayu glundungan  ranting-ranting dijadikan arang, dijualnya ada yang dikirim ke luar kota, sampai Kutowinangun, sruweng, dan karangsambung, kendala kalo musim hujan produksi menurun, karena mereka kesulitan mencari bahan bakar yang sudah kering, karena yang dijual disini kita ambil yang sudah kering, kekurangan si tidak paling menipis, sehari kalo Satun kantong isinya satu 25 kg kali 12, kan 3 kuintal kalo musim seperti ini bisa sampai 4-5 kuintal,” ujarnya.

Sementara itu salah seorang pembeli Nurdian mengaku membeli arang untuk membuat sate kambing dari hewan kurban yang didapatnya. Menurutnya, membuat sate sudah menjadi tradisi tahunan ketika peringatan Hari Raya Idul Adha tiba. Biasanya, ia membuat sate beramai ramai bersama keluarga dan sanak saudara. Selain untuk makan bersama, kegiatan tersebut bisa untuk menambah jalinan silaturahmi antar antar keluarga.

” Arang ini untuk persiapan menbakar sate besok, ya ini biasanya ya membuatnya bareng-bareng sama keluarga,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *