RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo Adakan PSN, Pencegahan penyebaran DB

PURWOREJO, – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Tjitrowardojo Purworejo, mengadakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di seluruh tempat- tempat yang disinyalir bisa menjadi sarang nyamuk dilingkungan RSUD setempat, pada Jumat (14/2/2025).

Hal itu dilakukan untuk mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit Demam Berdarah yang saat ini masih tinggi di Kabupaten Purworejo, utamanya dilingkungan rumah sakit yang menjadi tempat perawatan atau pengobatan bagi pasien Demam Berdarah.

“Untuk membantu mengurangi penyebaran dari DB di rumah sakit, hari ini, Jumat, seluruh karyawan yang ada di perkantoran turun ke seluruh area rumah sakit, dibagi sesuai dengan areanya untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), terutama ditempat – tempat yang sekiranya menjadi sarang nyamuk, seperti botol air minuman bekas, yang kemudian dikumpulkan ditempat sampah yang tersedia,” kata Ketua Tim Kerja Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo, Sunarno, saat ditemui di RSUD, pada Jumat (14/2/2025) siang.

PSN, lanjutnya, akan dilaksanakan secara rutin tiap hari Jumat hingga 5 minggu kedepan, dan dimulai pada Jumat ini.

Terkait dengan kasus Demam Berdarah (DB), sesuai data yang ada di rumah sakit untuk bulan Januari 2025 ini terdata ada 162 pasien dan yang meninggal dunia ada 2 pasien, terdiri atas anak umur 10 tahun dan dewasa 59 tahun. Untuk dibulan Februari 2025, hingga Jumat ini, ada 32 pasien DB yang dirawat di rumah sakit.

Melihat jumlah data pasien penderita DB yang ada selama 1,5 bulan ini, menunjukkan kasus DB menurun di Purworejo.

“Untuk yang meninggal dunia adalah pasien asal Desa Patutrejo, Kecamatan Grabag dan pasien asal Desa Purwosari, Kecamatan Kutoarjo,” ungkapnya.

Disebutkan, sesuai data yang ada selama bulan Januari dan Februari 2025, pasien DB paling banyak berasal dari Kecamatan Purworejo dengan jumlah 56 pasien, kemudian Kecamatan Bayan dengan 26 pasien dan Kecamatan Kemiri dengan jumlah 18 pasien.

“Terkait dengan pelayanan untuk kasus DB dilayani oleh dokter spesialis sesuai dengan umurnya. Kalau anak- anak dilayani oleh dokter spesialis anak, kita ada 3 dokter spesialis anak, sedangkan yang dewasa dilayani oleh dokter spesialis penyakit dalam, dan apabila ada komorbid ataupun penyakit penyerta lainya maka akan dirawat bersama oleh dokter terkait sesuai dengan kasusnya,” jelasnya.

Dikatakan, pihak rumah sakit secara umum telah melakukan perawatan dan membantu pencegahan dengan melakukan PSN, dan berharap seluruh pasien bisa terobati dan sembuh serta tidak ada lagi yang meninggal dunia akibat DB serta bisa mengurangi angka kesakitan dan kematian.

“Penyakit DB itu kan adanya ketidak singkronan antara lingkungan, daya tahan tubuh dan adanya micro organisme. Ketika daya tahan tubuh bagus, lingkungan tidak ada yang sakit terus tidak ada micro organisme berarti aman, tapi begitu ada dari tiga unsur ini tidak normal maka ada resiko terkena. Terkait daya tahan tubuh berarti harus makan minum secara seimbang, istirahat cukup, pengelolaan stres atau psikologis itu juga penting, lalu kalau bicara lingkungan maka harus bersih, membasmi sarang nyamuk seperti PSN, dan ini yang perlu dibenahi bersama dan dilakukan oleh seluruh masyarakat secara serentak, agar bisa terhindar dari DB,” pesannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *