PURWOREJO, BeritaKami.com – Di tengah musim kemarau kekeringan yang melanda berbagai daerah di Kabupaten Purworejo sejak awal Mei hingga Oktober 2023,membuat sekelompok masyarakat berinovasi mempersembahkan sebuah gagasan bijak untuk memanfaatkan dan menjaga sumber mata air demi kelangsungan hidup.
Gagasan tersebut muncul dari inisiatif Santoso, seorang warga di RT 4 RW 4 Dukuh Sijanur, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.
Santoso menyatakan bahwa musim kemarau di Purworejo telah berlangsung cukup lama, dan daerah-daerah seperti Kecamatan Kaligesing, Bagelen, dan sekitarnya telah kesulitan mendapatkan pasokan air, yang berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat.
“Ini adalah proyek percontohan dalam pengelolaan air bersih. Saya percaya bahwa saat ini kita memiliki banyak potensi sumber air, namun kita seringkali kurang peduli terhadap pentingnya air, yang mengakibatkan pemborosan,” ungkap Santoso pada hari Minggu (15/10/2023).
Bagi Santoso, berbicara tentang air bukan hanya sekadar tentang zat cair, melainkan juga tentang kelangsungan hidup manusia.
“Walaupun sumber air di sini tidak berkurang selama musim kemarau, kita harus mulai mengenalkan kesadaran akan pengelolaan air sejak sekarang, agar sumber daya ini dapat dimaksimalkan dan dinikmati oleh generasi mendatang,” tambahnya.
Dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan air, Santoso dibantu oleh OPSHID FKYME (Organisasi Pemuda Shiddiqiyah Front Ketuhanan Yang Maha Esa), sinergi dengan TNI POLRI dan warga membangun bak penampungan air dan sistem jaringan air bersih senilai 150 juta ,momentum ini sekaligus peringati Hari Sumpah Pemuda ke-59 dan Hari Lagu Indonesia Raya.
“Kami telah membangun 4 titik penampungan dengan kapasitas sekitar 46.000 liter yang akan digunakan untuk 54 kepala keluarga. Jika kebutuhan bertambah, kami juga siap untuk mendistribusikan air ke daerah lain yang membutuhkan,” ungkapnya.
Warga menyatakan bahwa sebelumnya penggunaan air sangat boros, dengan selang air digunakan hingga 3 hingga 5 kali sehari untuk memeriksa apakah terputus.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan dan gagasan mengelola air ini. Saat ini, kami mulai menggunakan paralon untuk lebih efisien dalam memanfaatkan air,” jelasnya.