Chaerudin : 70% KIS Di Desa Tanjungsari Tidak Aktif

Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang statusnya Non aktif, membuat sebagian warga akhirnya harus merogoh uang pribadi saat berobat. Pasalnya, hampir 70 persen warga tidak tahu Kartu mereka tidak bisa digunakan, karena memang tidak ada sosialisasi dari pemerintah.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Tanjungsari Choerudin saat ditemui  Jum’at, 19 Mei 2023. Menurutnya, biaya tersebut sangat memberatkan, apalagi mereka termasuk dalam keluarga miskin.

‘’Sebenarnya ada petunjuk dari pemerintah untuk mengetahui aktif dan tidaknya Kartu KIS tersebut. yakni melalui hape Android, tapi hal tersebut dirasa tidak efektif, karena kebanyakan yang memiliki KIS adalah warga kurang mampu, dan tidak memiliki pengetahuan tentang tekhnologi.’’jelasnya.

Dikatakan, dari data yang ia terima, setidanya ada 70 persen warganya yang memiliki KIS statusnya Non aktif. Warga juga telah banyak yang lapor ke desa terkait dengan permasalahan tersebut.

‘’Dari desa akhirnya memberikan surat keterangan tidak mampu untuk diurus ke Dinas Sosial Kabupaten Kebumen. Akan tetapi Kartu KIS bisa kembali aktif setelah 15 hari sampai satu bulan usai pengajuan. Itupun, apabila masyarakat mengetahuinya dari awal, yang terjadi saat ini banyak warga yang tahu ketika KIS itu akan digunakan untuk berobat. Kami berharap, agar Kartu KIS milik masyarakat yang statusnya Non aktif bisa kembali aktif, agar warga miskin di desanya bisa mendapatkan pelayanan dengan mudah.’’katanya.

Sementara itu salah seorang warga Tanjungsari Amir Machmud mengaku mengetahui Kartu KIS nya tidak aktif, ketika baru akan berobat. Bahkan hingga saat ini Kartu tersebut statusnya belum aktif, sehingga untuk berobat harus merogoh kocek pribadi.

Dirinya menceritakan sempat kehilangan anak semata wayangnya yang meninggal ketika dilakukan perawatan di Rumah Sakit, usai mengalami kecelakaan. Dengan terpaksa ia pun harus merogoh uang pribadinya sebesar Rp 8,7 juta, untuk biaya perawatan selama 4 hari.

‘’Biaya sebesar itu, tentu sangat memberatkan, apalagi saya hanya berprofesi sebagai pedagang Es Kliling. Jujur saya sangat kecewa, memiliki KIS yang seharusnya bisa mudah mendapatkan akses kesehatan, tapi nyatanya tidak,’’tuturnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sarinem yang juga warga Desa Tanjungsari Kecamatan Petanahan. Dimana Kartu KIS miliknya sudah nonaktif sejak 6 bulan yang lalu, dan baru diketahui ketika digunakan untuk berobat.

” Saya punya kartu KIS tapi sudah hangus nggak aktif, udah setengah tahun nggak aktif, tahunya nggak aktif pas untuk berobat di Petanahan, punya KIS udah ada 5 tahunan, ya dipakai saja di Petanahan disini, kalo KISnya hangus ya berobat bayar, ya berat setiap sekali berobat 10 ribu setiap berobat,”bebernya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *