KEBUMEN, BeritaKami – Pemuda asal Desa Karanggadung Kecamatan Petanahan Kebumen berhasil meraup keuntungan jutaan rupiah dari usahanya berternak Bebek Petelur. Bagaimana tidak, Bebek yang berjumlah 600 ekor itu, bertelur setiap hari, dengan harga jual Rp 2.300,- perbutirnya.
Nur Khanif (36) saat ditemui beberapa waktu lalu mengaku harus jatuh bangun ketika akan memulai usaha, namun baginya yang namanya berusaha tidak boleh menyerah. Akhirnya, dia menemuka usaha yang cocok, yakni berternak Bebek petelur. Menurutnya, gagal dalam berusaha akan menjadi kesatria karena sudah berani mencoba, daripada gagal dalam berjudi akan membuat terhina. Inilah yang memantik semangatnya, untuk medilang sukses, yakni dengan menjadi seorang pengusaha.
” Lebih baik kalah dalam berusaha akan menjadikan kesatria, daripada kalah dalam perjudian akan membuat terhina,” ucapnya saat akan memberikan pakan Bebek atau Itik.
Khanif menuturkan awal mulai membuka usaha dari tahun 2018 lalu, dengan beternak ayam petelur. Namun, saat usaha tersebut dia belum beruntung, dan harus merasakan kegagalan. Modal Rp 60 juta harus habis saat usah ayam petelur, karena faktor kematian yang tinggi pada saat itu. Ayam sejumlah 300 ekor yang dibudidayakan, banyak yang mati karena mudahnya terserang penyakit.
” Saat itu, modal awal Rp 60 juta buat memelihara ayam petelur, tapi karena banyak kematian ayam saat itu saya gagal, ya mungkin waktu itu belum hoki saya,” jelasnya.
Kemudian, setelah merasakan kegagalan untuk yang pertama kalinya, dia kembali bangkit dengan memelihara Bebek Petelur. Awal mula, saat itu hanya dipelihara sebanyak 25 ekor, dan kini disyukuri telah berkembang menjadi 600 ekor. Menurutnya, budidaya Bebek petelur ini sangatlah mudah, selain tahan terhadap penyakit, telur yang dihasilkan bisa setiap hari dipanen. Apalagi harga telur Bebek, dijual dengan butiran, dengan harga perbutirnya Rp 2.300,-, tidak seperti harga telur ayam yang mengalami fluktuatif harga per kilogramnya.
” Saya mulai usaha Bebek petelur saat itu mulai 25 ekor dan alhamdulillah bisa berkembang sekarang mencapai 600 ekor,” katanya.
Dikatakan, untuk perawatan sendiri harus menghabiskan 80 kg pakan hasil racikannya sendiri. Ini jika dirupiahkan mencapai Rp 600 ribu, perharinya. Memang terlihat besar untuk biaya perawatan setiap harinya, namun menurutnya hal tersebut sangat sebanding dengan telur yang dihasilkan. Dari 600 ekor biasanya yang bertelur mencapai 80-90 persen setiap harinya, dan akan terus bertelur dalam satu tahun kedepan.
” Kalo sekarang diambil sama pengepul sudah dari kemitraan dengan pengepul diambil Rp 2.300 perbutirnya, dan itu udah dihargai tinggi, kalo dikalikan 560 butir ketemunya ya Rp 1380 ribuanlah seharinya, penghasilan segitu kalo di desa ya sudah lumayanlah,”terangnya.
Kedepan berharap usahanya bisa lebih berkembang, dan melakukan inovasi untuk membuat pakan yang lebih baik lagi. Ditargetkan, dalam beberapa waktu kedepan, Bebek yang dibudidayakannya bisa mencapai 1000 ekor, bahkan lebih. Ia juga berpesan kepada generasi muda, agar jangan takut untuk memulai sebuah usaha, dan jangan takut untuk terus berinovasi.Jatuh bangun itu biasa, namun dengan berusaha akan membuka pintu kesuksesan selebar lebarnya.
” Ya namanya usaha ya, harus terus berinovasi apapun itu, jatuh bangun biasa, apabila istikomah pasti menemukan jalan, usaha apa yang terbaik yang bisa untuk menjadi penghidupan dan meraih kesuksesan,” pungkasnya.