PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KEBUMEN AKAN MENGGELAR MUSDA KE-27

KEBUMEN, BeritaKami – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kebumen akan melaksanakan pemilihan ketua PDM periode 2023-2028 melalui Musyarawah daerah (Musda) ke-27 yang akan digelar di Kutowinangun, Sabtu 20 Mei 2023 mendatang.

Sejumlah 39 nama masuk dalam bursa calon ketua PDM Kebumen. Para kandidat tersebut nantinya akan bersaing melalui berbagai tahapan dalam gelaran musyarawah daerah ke-27. Para calon ketua PDM tersebut berangkat dari hasil penjaringan pengurus Pleno PDM, PCM tiap Kecamatan dan organisasi otonom atau Ortonom PDM Kebumen.

Ditemui, di Kantor Keretariat PDM Kebumen di Jalan Indrakila, Rabu 17 Mei 2023, Sekretaris PDM Kebumen Mulan Anafati menjelaskan, Musda ke-27 akan dilaksanakan di PCM Kutowinangun. Penentuan tuan rumah Musda sendiri ditentukan saat Musyawarah Pimpinan Daerah (muspimda) beberapa waktu lalu.

“Dalam muspimda, selain menentukan PCM mana yang menjadi pelaksana juga menetapkan panlih atau panitia pemilihan yagn terdiri dari unsur Pleno PDM, Perwakilan PCM, dan dari Ortonom”, jelas Mulan.

Lebih lanjut Mulan mengatakan, sebelumnya muncul 90 nama calon pengurus sementara, dan di Muspimda berikutnya dijaring kembali dan terpilih 39 nama yang berasal dari dari unsur Pleno PDM, Perwakilan PCM, dan dari Ortonom masing masing 13 nama.

“39 nama calon pengurus tersebut berasal dari Pleno PDM 13 nama, PCM 13 nama, dan Ortonom 13 nama, dari 39 nama inilah yang nantinya akan dipiih di musda besok untuk menetapkan 13 nama calon pengurus baru”, imbuhnya.

Untuk mekanisme pemilihan, dirinya menjelaskan, hampir sama dengan Pemilu lima tahunan. Para kader akan menyalurkan hak suara untuk memilih pucuk pimpinan baru. Saat ini terdapat 380 kader selaku pemilik hak suara. Masing-masing merupakan perwakilan setiap PCM berjumlah empat orang.

Selanjutnya, dari hasil perhitungan perolehan suara akan dipilih 13 kandidat. Para calon terpilih tersebut kemudian membentuk tim formatur untuk menentukan struktur pimpinan. Dirinya berharap nantinya ketua dan jajran pengurus baru mampu menjawab tantangan Muhammadiyah dalam konteks melayani umat.

“Semakin kesini, tantang semakin berat. Butuh sosok progresif dan lebih mengoptimalkan lagi majelis yang selama ini masih pasif,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *