RPJMD 2026-2045 Purworejo Lumbung Pangan Nasional Dorong Petani Milenial Laiknya Atlet Volly

PURWOREJO, BeritaKami.com – Kabupaten Purworejo dengan potensi besar di sektor pertanian sudah dikenal sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Tengah Selatan, bahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2026-2045 Purworejo diproyeksikan menjadi Lumbung Pangan Nasional. Kuncinya adalah regenerasi petani.

Hal itu terkuak dalam kegiatan Diseminasi Hasil Sensus Pertanian Tahap 1 Kabupaten Purworejo yang dilaksanakan BPS Kabupaten Purworejo di Hotel Sanjaya Inn Purworejo, Selasa (12/12/2023). Kegiatan ini dibuka Plt Bupati Purworejo Yuli Hastuti yang diwakili Asisten Sekda Bidang Administrasi dan Umum, drg Nancy Megawati Hadisusilo MM dan mengundang seluruh OPD terkait, Camat se-Kabupaten Purworejo serta akademisi.Tiga narasumber yang dihadirkan diantaranya Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo, Hadi Sadsila,SP, MM, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Yudhie Agung Prihatno S.STP, MM dan Kepala BPS Kabupaten Purworejo Budi Subandriyo S.ST, M.Stat.

Nancy Megawati saat membacakan sambutan Plt Bupati Purworejo Yuli Hastuti mengatakan, penerapan program dan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Purworejo butuh data yang akurat. Atas nama Pemkab Purworejo, diucapkan selamat kepada BPS yang sudah berhasil melakukan sensus pertanian 2023 tahap 1.

“Terima kasih kepada seluruh petugas sensus yang sudah turun langsung mendatangi petani satu per satu, data ini sangat penting untuk penentuan arah kebijakan, khususnya di sektor pertanian,” ucapnya.

Hadi Sadsila menjelaskan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Kabupaten Purworejo luasnya mencapai 27.784,04 hektare. Purworejo juga sudah memiliki program <I>Tani Rejo Joyo<P> yang memiliki arti modernisasi alat-alat mesin pertanian, edukasi, koordinasi hingga optimalisasi sektor unggulan tanaman di tanah-tanah marginal, kemudian program <I>Purworejo Tuwuh Ngundhuh<P> yakni gerakan menanam di pekarangan.

“RPJMD 2026-2045 sudah di kick off, 20 tahun kedepan sudah direncanakan sebagai lumbung padi nasional. Hal itu mustahil direalisasikan jika tidak ada data yang valid. Terkait pembangunan pertanian, semua tahu Purworejo daerah agraris. Mayoritas mata pencaharian penduduknya sebagai petani,” jelasnya.

Kabupaten Purworejo terdiri dari 16 Kecamatan, memiliki pantai, dataran rendah dan perbukitan, tentu dengan potensi pertanian yang berbeda. Dataran rendah selatan menjadi lumbung padi, sementara daerah perbukitan bisa mencontoh Wonosobo atau Magelang dengan produk hortikultura yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi.

Pergeseran minat kaum milenial yang enggan menjadi petani harus segera dicegah. Sebab, kebanyakan petani yang turun ke sawah usianya sudah diatas 50 tahun. Selain itu, pendidikan mereka juga tergolong rendah, rata-rata menengah ke bawah, jarang yang berpendidikan tinggi. Regenerasi petani memang tidak mudah, namun harus segera dilakukan.

“Generasi muda menjadi petani milenial yang sukses itu keren, sosialisasi mungkin bisa masuk ke ranah pendidikan formal. Seperti volly pemainnya cantik-cantik kemudian banyak diminati pemuda dan pelajar, kedepan mungkin harus dipikirkan bagaimana menjadi petani yang juga tetap cantik dan ganteng, penghasilannya tinggi,” selorohnya.

Kepala BPS Kabupaten Purworejo Budi Subandriyo mengungkapkan, variabel-variabel yang diseminasikan dalam kegiatan kali ini antara lain Usaha Pertanian dan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP), Demografi Pengelola Usaha Pertanian, Lahan yang Dikuasai, Gurem, Petani Milenial, Urban Farming, Penggunaan Pupuk, serta Komoditas.

Sementara dari pendataan dan pemetaan wilayah, luas wilayah Kabupaten Purworejo 1.034,82 kilometer persegi, terbagi dalam 16 kecamatan dan 494 desa/kelurahan. Jumlah penduduk Kabupaten Purworejo di tahun 2022 sebanyak 778 ribu orang. Rasio ketergantungan Kabupaten Purworejo tahun 2022 yakni 45,75 %.

“Itu artinya, di tahun 2022 setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung sekitar 45 sampai 46 penduduk usia tidak produktif yang terdiri dari anak-anak (usia 0-14 tahun) dan lansia (usia 65 tahun ke atas). Sementara sektor pertanian tetap menjadi leading sektor perekonomian Kabupaten Purworejo. Penyerap tenaga kerja paling banyak dibandingkan sektor lainnya,” ungkapnya.

Ditambahkan, secara teknis sensus pertanian 2023 di Kabupaten Purworejo telah dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2023. Hasil pencacahan lengkap sensus pertanian 2023 tahap 1 Kabupaten Purworejo sudah diolah, dan kaali ini menjadi diseminasi tercepat yang dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran komprehensif terkait pertanian di Kabupaten Purworejo khususnya dan Indonesia pada umumnya.

“Melalui diseminasi ini bisa dijadikan rujukan pemerintah atau dinas terkait dalam penyusunan kebijakan strategis sektor pertanian. Data yang disampaikan juga menyediakan kerangka sampel pertanian yang mutakhir sebagai dasar pelaksanaan survei pertanian selanjutnya, data statistik pertanian yang rinci ini juga bisa untuk rekonsiliasi statistik pertanian yang lebih baik ke depan,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *