PURWOREJO, BeritaKami.com – Musim kemarau tahun ini yang bersamaan dengan fanomena el nino, membuat sumber air di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kering.
Akibatnya sejumlah desa di Kabupaten Purworejo mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Sumur-sumur warga sudah takvdapat lagi mengeluarkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Salah satu desa terdampak kekeringan adalah Desa Winong Kidul, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Di desa ini, sudah 5 bulan, ratusan keluarga sangat membutuhkan air bersih.
Bahkan sejak 2 bulan terakhir, mereka hanya mengandalkan bantuan droping dari pemerintah dan sejumlah dermawan.
Jalan masuk ke Desa Winong Kidul khususnya Dusun Ngabean, nampak berdebu jika dilalui kendaraan. Hal ini membuat rumah-rumah disekitarnya kotor karena debu.
Setiap seminggu sekali, truk bantuan air ke desa ini datang, warga pun sudah menyiapkan bak-bak penampungan yang terbuat dari terpal dan plastik.
Warga bergotong-royong membuat bak penampungan sederhana. Bak penampungan dibuat persegi panjang berukuran 5×4 meter.
Kerangka bak penampungan dibuat dengan menggunakan bambu dan di dalamnya diberi terpal dan plastik.
Saat truk pengangkut air datang, wargapun sudah antre dengan menenteng ember-ember air. Anak-anak kecil pun bersorak sorai karena air di desa ini langka.
“Banyune teko, banyune teko (airnya datang, airnya datang,” teriak anak-anak Desa yang kegirangan mengetahui sumber kehidupannya sudah datang.
Tak pandang umur, lansia, anak-anak, ibu-ibu dan semua warga turut mengantre air saat truk pengangkut air datang pada Sabtu (21/10/2023). Mereka sangat antusias mengumpulkan ember demi emer air yang dibawa oleh seorang dermawan ini.
Terlihat ibu-ibu dengan menggendong balita berumur sekitar 3 tahun juga turut mengambil air dengan menggunakan galon air mineral. Dengan senyum bahagia, galon berukuran 10 liter tersebut diangkat dan dibawa kerumahnya yang berjarak sekitar 300 meter dari truk pengangkut air.
Kepala Dusun Ngabean, Desa Winong Kidul Setyo Utomo mengatakan, sejak musim kemarau, yang terjadi sekitar 5 bulan yang lalu, warga sulit mendapatkan air bersih.
Sekitar 130 keluarga hanya bisa mengandalkan bantuan pemerintah dan para dermawan. Selain itu, jika dari pemerintah belum memberi bantuan air, warga harus pergi ke sungai untuk mandi, mencuci dan buang air.
“Untuk keperluan sehari-hari warga harus pergi ke sungai yang berjarak sekitar 500 meter. Warga sudah kesulitan air sekitar 5 bulan yang lalu,” kata Setyo Utomo saat ditemui di lokasi
Setyo Utomo mengaku senang dengan datangnya bantuan yang kali ini diberikan oleh salah satu anggota TNI. Bantuan sebanyak 2 truk tangki berkapasitas 8.300 liter dan 7.500 liter ini membuat warganya bergembira.
“Terimakasih kepada pak Suryadi yang telah memberikan bantuan air di desa kami, pokoknya warga berterima kasih semoga bapak diberikan keberkahan,” kata Setyo Utomo yang tak henti-hentinya berterimakasih kepada Sertu Suryadi mantan koramil 12 Gebang Purworejo.
“Kalau kemarau masih panjang, kita tunggu-tunggu lagi bantuannya, karena kita masih sangat membutuhkan air,” tambah Setyo.
Sertu Suryadi yang saat ini menjadi anggota Kodim 0707 Wonosobo mengaku, ia prihatin dengan kekeringan yang terjadi di Purworejo. Ia memberi bantuan berawal saat salah satu Warga Winong Kidul meneleponnya dan minta bantuan air.
“Awalnya ada yang telpon dari warga karena sangat membutuhkan air bersih, terus saya ijin istri untuk menggunakan uang pribadi untuk membantu dan dibolehkan, ya sudah akhirnya kita ke sini,” kata Sertu Suryadi.
Sertu Suryadi yang juga mantan Babinsa koramil 12 Gebang ini dikenal dekat dengan masyarakat. Saat menjabat sebagai Babinsa, ia juga sering membantu warga yang kesulitan.
“Ini juga sejalan dengan perintah bapak Panglima TNI agar anggota TNI harus baik-baik dengan masyarakat. Walaupun saya sekarang berdinas di Wonosobo saya siap membantu warga yang membutuhkan di Purworejo,” kata Sertu Suryadi.